Diah ingat seorang Kyai Sufi yang tak pernah berhenti mencintai manusia sebagai wujud kecintaan pada Tuhannya. Â Kyai yang setiap malam selalu menyewa seorang pelacur hingga pagi menjelang. Â Bukan untuk dinikmati tubuhnya. Â Kyai tersebut hanya ingin menyelamatkan perempuan pelacur itu dengan cara menghindarkan dari laki-laki mana pun.
Kyai Sufi membiarkan perempuan itu tidur di ranjangnya semalaman dengan bayaran yang tak pernah dikurangi. Â Kyai Sufi menemaninya bukan dengan mabuk-mabukan tapi dengan sujud sepanjang malam. Â Berzikir sepanjang malam. Â Sampai akhirnya, si pelacur itu dengan kesadarannya sendiri bertaubat kepada Tuhan karena merasa telah mengingkari takdirnya sebagai manusia bimbingan-Nya.
Tanpa ada teraiakan membisingkan dengan lafaz suci Allahu Akbar. Â Tanpa teriakan kemarahan dengan mengatasnamakan agama. Â Kyai Sufi telah memberi jalan pada seorang manusia menemukan kemanusiaannya. Â Dengan kasih sayang.
Kasih sayang yang seharusnya menjadi inti sosial sebuah agama.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H