Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lubang Hitam dan Hawking Sang Penggoda

19 Maret 2018   10:35 Diperbarui: 19 Juli 2018   16:39 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sulit menebak apakah Hawking seorang ateis total atau masih meraba Tuhan (agnostik). Sebab ia masih menyelundupkan Tuhan di balik keangkuhan postulatnya. "Einstein salah ketika mengatakan 'Tuhan tidak bermain dadu'. Dengan mempertimbangkan lubang hitam maka Tuhan bukan hanya main dadu namun kadang juga membuat kita bingung dengan melempar lubang-lubang hitam yang tidak bisa dilihat," ucap Hawking dalam The Nature of Space And Time, terbit 1996.

Kita juga tidak tahu, apa yang terjadi kepada Hawking dan orang-orang ateis lainnya setelah wafat. Atau misalnya seperti Pof. Paul Ehrenfest yang sengaja bunuh diri untuk menembus alam baka, guna memastikan apakah benar ada Tuhan di sana. Hawking sudah merasa sempurna dengan sains yang ia pelajari. Menurutnya, sains akan menang karena ia bisa bekerja. Sains berbasis observasi sedangkan agama berbasis kekuasaan yang memaksa.

Terbalik dengan Aristoteles, sebagai bapak ilmu pengetahuan kognitif ia pernah menyebut, di alam kosmos ini terdapat penggerak-penggerak yang lain yakni penggerak-penggerak cerdas dari planet-planet dan bintang-bintang. Ia disebut Penggerak Agung (The Prime Mover), atau Tuhan. Pula Rene Descartes sebagai bapak filosof modern sekaligus ilmuan dan matematikawan pernah menyebut, Tuhan adalah zat nirbatas dan abadi serta tidak berubah, mandiri, dan maha tahu.

Pastikan kita tidak goyah, bahwa Hawking akan bertemu Tuhan di sana, atau iman kita sedang dipertanyakan. Lubang hitam itu mengancam iman, karena ia akan memutar ulang dan mengaduk-aduk keseluruhan waktu garis lurus, sejak kita tiada, ada dan kembali tiada. Jika benar, maka lubang hitam akan mengacak-acak sejarah umat manusia, sejarah kenabian, bahkan sejarah tentang Tuhan itu sendiri. Selamat Jalan Hawking Sang Penggoda.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun