Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendebat Raja Singapura Tua

9 Oktober 2015   13:30 Diperbarui: 2 Maret 2022   15:17 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah benar dari atas batu tersebut Sang Nila Utama dan pengawalnya Indra Bupala dapat melihat daratan Temasik? Kisah ini benar–benar diliputi kabut misteri, karena faktanya, ketika itu sangat sulit melihat daratan Temasik dari wilayah Bemban. Dari atas batu apa saja.

Di atas peta, Pantai Bemban menghadap ke Timur Laut sedangkan Temasik berada di Barat Laut. Jika saat berdiri di atas batu besar itu, ia menoleh ke Barat Laut sebagaimana disalin dalam buku Sejarah Melayu versi Ahmad Dahlan PhD (dalam captionfoto Pantai Tanjung Bemban bahkan tertulis menghadap ke Singapura, hal 89), secara logika tidak mungkin melihat Temasik karena terhalang daratan Batam (Nongsa berbentuk tanjung, menyerupai tangan kanan kala jengking, sedangkan Bemban sedikit ke bawah dekat rusuk).

Singapura di masa lalu hanyalah pulau kosong tanpa gedung–gedung pencakar langit yang bisa dilihat dari Batam seperti sekarang. Hanya pada titik–titik tertentu daratan Singapura akan terlihat karena pengaruh lengkungan permukaan bumi (spheroid), ditambah mungkin ada pengaruh reklamasi seperti saat ini.

Seseorang dari Singapura beberapa bulan yang lalu tepatnya saat puasa Ramadhan, mengontak saya. Namanya Eric Ng Yuan dari Malkin & Moxwell LLP, Singapore. Ia juga adalah member of Mozaic Group Law Practice. Eric meminta saya untuk menjadi narasumber dalam film dokumenter yang sedang mereka produksi sempena Hari Kemerdekaan Singapura.

Film itu mengisahkan tentang napak tilas Sang Nila Utama. Kami berdiskusi untuk membuat script tentang hikayat Kampung Bemban, Batu Besar dan kronologi saat Sang Nila Utama memburu rusa serta melihat daratan Singapura.  Eric beserta kru bergegas ke Batu Besar dan Bemban untuk membuktikan apakah Sang Nila Utama benar–benar telah melihat daratan Singapura dari tempat ia berdiri. Ataukah ada tempat lain, tapi di mana? Eric bilang:  are there more than one Big Rock in Bemban? I ask because the one at the beach obviously cannot see Temasek. If so, my film documentary can tell my audience that the ancient writer made a mistake? 

Akhirnya kami menyimpulkan bahwa penulis Malay Annals memang telah menambah beberapa drama ke dalam lagenda Sang Nila Utama untuk menjaga antusiasme pembaca. Saya pun menepuk jidat untuk yang ke sekian kalinya, disusul Eric. Kata Eric saat itu, film dokumenter meraka akan selesai Oktober 2015. Saya sangat tidak sabar menunggu kabar dari Eric. ~MNT

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun