Satu minggu sebulum penyerbuan itu terjadi, Dunke Raxel raja dari kerajaan Dungra, mengeluarkan dekrit kerajaan untuk seluruh prajuritnya
“Bagi siapa saja yang mampu memenggal Raja dari kerajaan Tavia akan diberi imbalan yaitu, akan dinikahkan dengan salah satu dari anak perempuan Raja dan diberi gelar Bangsawan dari kerajaan Dungra.”
Dekrit itupun membuat prajurit-prajurit kerajaan Dungra menjadi bersemangat. Jika mereka berhasil memenggal Raja kerajaan Tavia , maka salah satu dari mereka bisa hidup tanpa perlu berusaha!! Siapa yang tidak tergoda oleh imbalan tersebut.
Dengan berbagai cara yang mereka susun, prajurit Dungra berhasil mengelabui menara pengintai dan menerobos gerbang kerajaan Tavia. Dengan adanya gencatan senjata antara dua kerajaan tersebut membuat keamanan Kerajaan Tavia tidak begitu ketat. Prajurit Dungra juga menerobos Istana dengan informasi mata-mata yang mereka kembangkan di kerjaan itu.
Penerobosan itu benar-benar sangat terstruktur dan terorganisir. Sehingga mereka sampai ke Istana tempat Raja Taseva berada.
Walaupun Raja mempunyai pengawal yang hebat, tetapi mereka di kalahkan oleh banyaknya prajurit Dungra yang pada akhirnya Raja Kerajaan Tavia, Raja Taseva, mati dipenggal oleh salah satu Panglima kerajaan Dungra.
“Lihat keberhasilanku ini Yang Mulia” Teriak Panglima pasukan kerajaan Dungra
“Taseva telah berhasil kupenggal, Ahahahaha….,” Panglima tersebut tertawa puas dan melanjutkan berkata :
“Aku tak percaya, aku akan menjadi seorang bangsawan dari keluarga kerajaan Dungra !!”
Taseva Viard adalah raja dari kerajaan Tavia. Setelah penyerbuan itu, mereka yang ingin bergabung dibawah bendera Dungra diperbolehkan tinggal dan bergabung dengan kerajaan Dungra. Tetapi bagi prajurit yang masih loyal dengan kerajaan Tavia akan dipenggal dan bagi rakyat yang tidak mau bergabung dengan kerajaan Dungra akan dibakar hidup-hidup.
Itu adalah awal dari kehancuran Kerajaan Tavia dan legenda dari seorang pemuda.