"Kasih tahu nggak, ya?"
"Kang....," kata Legi sambil memukul-pukul lengan suaminya.
Kliwon menceritakan, KH Abu Hasan itu gurunya yang mengkhatamkan dirinya saat mengaji Alquran. Dia juga yang membimbing dan mengajari beberapa kitab kuning di Musala ketika masih tinggal di Lampung. KH. Abu lulusan dari Pesantren Lirap Kebumen yang dikenal dengan ilmu alatnya.Â
Dalam tradisi pesantren, yang dimaksud dengan ilmu alat itu adalah kitab-kitab nahwu (tata bahasa Arab). Santri akan mengaji dari kitab paling kecil, Jurumiyah, lalu naik ke atas mengaji kitab Imriti, dan terakhir mengaji Kitab Alfiah (Kitab Seribu Bait).
KH. Abu selain guru mengaji Kliwon sebelum dirinya masuk pesantren, juga sebagai sahabat akrab ayah Kliwon, meski usianya berada jauh di bawahnya. Sebab itu, salah satu wujud berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal adalah bersilaturrahmi dengan para sahabat orangtua. Begitulah ajaran di pesantren yang diingat Kliwon.
"Kang Kliwon tentu merindukannya," kata Legi.
"Ya, tentu saja.'
"Juga ingin bersilaturahmi dengannya."
"Ya, tentu saja."
"Insyaalloh Gusti akan mengijabahi."
"Kita nggak ada dana untuk perjalanannya."