Mohon tunggu...
Mohammad SyamsulMaarif
Mohammad SyamsulMaarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peran HAM Bagi Pendidikan: Sebagai Penyelamat ataukah Perusak?

9 Desember 2024   07:52 Diperbarui: 9 Desember 2024   11:06 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6.Menguatkan Pemberdayaan melalui Pendidikan

Pendidikan yang menghormati HAM tidak hanya berfokus pada transfer ilmu, tetapi juga pada penguatan individu agar mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat. Dengan peran tersebut, HAM tidak hanya berfungsi sebagai landasan hukum tetapi juga sebagai nilai moral dan sosial untuk memastikan bahwa pendidikan di Indonesia menjadi lebih inklusif, adil, dan berkualitas.

Namun fakta di lapangan tidak seindah angan-angan. Buktinya, banyak sekali kasus-kasus seorang siswa yang menentang atau bahkan melawan guru yang hal ini semestinya tidak sampai terjadi. Sampai pada puncaknya, ada satu peristiwa tentang pelaporan guru oleh seorang anggota kepolisian yang sekarang sedang ramai diperbincangkan. Itu menunjukkan bahwasanya penerapan HAM masih belum berjalan rapi dan bisa disebut masih berantakan. 

Berikut ini merupakan masalah- masalah yang sering terjadi dan saya harap hal ini perlu untuk dibenahi oleh pemangku pemerintah secara cepat.

1.Penyalahgunaan Hak oleh Siswa

Penerapan HAM terkadang disalahartikan oleh siswa sebagai kebebasan tanpa batas. Beberapa siswa mungkin menggunakan dalih HAM untuk: Mengabaikan aturan sekolah, seperti tata tertib atau kedisiplinan. Menolak konsekuensi atas pelanggaran mereka, dengan alasan bahwa hukuman melanggar hak mereka. Hal ini dapat mengurangi efektivitas pengelolaan sekolah dan menciptakan ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban siswa.

2.Melemahkan Kewibawaan Guru

HAM sering kali membatasi tindakan pendisiplinan oleh guru. Beberapa guru merasa ragu untuk memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar aturan karena khawatir dianggap melanggar HAM. Hal ini dapat melemahkan otoritas guru di dalam kelas. Siswa yang tidak terkendali berpotensi mengganggu proses belajar-mengajar.

3.Potensi Konflik dengan Nilai Budaya Lokal

Di beberapa daerah di Indonesia, nilai-nilai HAM modern dianggap bertentangan dengan tradisi atau norma budaya setempat. Contohnya: Penerapan kebebasan berekspresi bisa berbenturan dengan nilai kesopanan dalam budaya tertentu. Kebebasan memilih pakaian dapat dianggap tidak sesuai dengan norma berpakaian tradisional.

4.Ketimpangan Implementasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun