Mohon tunggu...
Muhammad KhasanulHuda
Muhammad KhasanulHuda Mohon Tunggu... Freelancer - UIN KH. Abdurrahman Wahid

Perkenalkan nama saya Muhammad Khasanul Huda, saya adalah mahasiswa UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan, saya berasal dari kota pekalongan tepatnya di desa kuripan kidul.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Bertema Beasiswa

28 Agustus 2023   20:59 Diperbarui: 28 Agustus 2023   21:15 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

JATUH LALU BERDIRI

Penulis: Muhammad Khasanul Huda

Seperti apakah rasanya hidup yang penuh banyak rintangan? Tanyakan kepada semua orang, jika mereka bisa berkata-kata, yakinlah mereka akan menjawab dengan perasaan sedih dan bahagia. Dalam sebuah birama kehidupan selalu ada yang namanya rintangan, rintangan yang banyak melewatinya pasti susah dan nantinya jatuh. Akan tetapi, jika seseorang itu bangkit dan berdiri untuk bisa melewatinya logikanya pasti bisa mendapatkan hasil, karena sejatinya proses yang sulit dapat dilewati akan memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.

Di sebuah ruang tamu, suasana berkumpul bersama keluarga dan ada seorang anak remaja yang masih duduk dibangku sekolah, yaitu SMA, sebut saja dia Danu. Danu adalah anak pertama dari 3 bersaudara, Danu yang nantinya akan lulus dari bangku SMA dia bingung akan melanjutkan kuliah atau memilih kerja untuk bisa membantu kedua orang tuanya. Ayahnya yang bernama Ahmad dan ibunya bernama Fatimah mereka bertanya kepada Danu.

"Danu kamu nanti setelah lulus akan melanjutkan kuliah atau bekerja?". Ucap ayahnya, lalu ibunya menjawab.

"Danu, jika kamu akan melanjutkan untuk nantinya kuliah ayah daan ibu akan setuju dan akan membiayai dengan semampunya ayah dan ibu, memang lebih baik kamu kuliah". Ucap ibu Danu.

"Memang keinginan untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan, akan tetapi ketika melihat masalah ekonomi kita sepertinya tidak mungkin untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan". Jawab Danu.

"Sekarang itu tidak seperti dahulu, kamu bisa mencoba dengan jalur beasiswa, kamu anak pintar ayah dan ibu pasti mendoakan untuk dapat memperoleh beasiswa". Jawab ibu dengan tersenyum.

Danu mulai memikirkannya bagaimana dia untuk dapat memperoleh beasiswa. Akhirnya yang dinanti-nanti pun telah tiba, hasil kelulusan keluar dan Danu lulus dengan mendapatkan nilai yang tinggi dan berprestasi dibidang akademik lainnya. Sampainya dirumah Danu memberitahukan hasil kelulusannya kepada kedua orang tuanya, dengan rasa bangga kedua orang tuanya menangis melihat hasil yang maksimal dan bagus. Waktu demi waktu Danu melewati rintangan demi rintangan, jatuh bangun dan berdiri dirasakan olehnya, Danu juga bekerja setelah lulus untuk menunggu pendaftaran perkuliahan dibuka. Saat itu dia bekerja seadanya untuk membantu orang tuanya, dari mulai menjadi buruh jahitan sampai yang terakhir bekerja disebuah warmindo. Berjalannya waktu pengambilan ijazah pun tiba, Danu juga mendapat kabar bahwa dia memperoleh beasiswa, dia bergegas memberitahukan kepada kedua orang tuanya dengan rasa gembira.

Keesokan harinya dia berangkat untuk mengambil ijazah kelulusannya, dia bertanya kepada guru BK dengan hati gembira gurunya pun menjawab dengan rasa tidak enak kepada Danu, karena ternyata beasiswa yang diinformasikan bahwa Danu memperolehnya tidak ada informasi dan beasiswa tersebut tidak bisa dia ambil.

"Selamat pagi bu". Ucapan ketika Danu menemui gurunya.

"Pagi Danu, ada yang bisa dibantu Danu? Silahkan duduk". Gurunya menjawab dan mempersilahkan Danu untuk duduk.

"Saya mau bertanya bu, apakah benar saya mendapatkan beasiswa seperti yang ibu informasikan digrup kelas saya?. Dengan hati gembira Danu mempertanyakan.

"Memang benar Danu...akan tetapi, beasiswa ternyata tidak ada kejelasannya lebih lanjut dari pihak yang bersangkutan dan sepertinya beasiswa tersebut tidak bisa kamu ambil, saya juga tidak tahu Danu, saya sudah bertanya kepada pihak sana ternyata beasiswa tersebut tidak bisa cair". Gurunya menjawab dengan rasa penuh kasihan kepada Danu.

Dengan rasa sedih dan kecewa dengan jawaban gurunya Danu hanya bisa tersenyum. "kalau begitu gapapa bu, nanti kalau ada informasi tentang beasiswa diinformasikan saja bu, bisa jadi nanti kesempatan saya memperolehnya lagi ada".

"Iya Danu, ibu meminta maaf kepada kamu jangan bersedih dan berkecil hati, kamu bisa mencoba beasiswa dari jalur mana saja dan saya akan selalu memberikan informasi tentang beasiswa, sekali lagi saya meminta maaf". Dengan rasa sedih gurunya menjawab.

Danu berpamitan kepada guru-gurunya dengan hati sedih dan kecewa, gurunya pun memberikan semangat kepada Danu untuk dia tidak terlarut dengan kesedihan. Sesampainya dirumah, Danu memberitahukan kepada kedua orang tuanya tentang beasiswa itu, orang tuanya mendengar sedih, tetapi orang tuanya memberikan semangat kepada Danu. "Mungkin belum kesempatannya kamu memperolehnya Danu, tidak apa-apa jangan sedih semangat" ucap ibunya. 

Waktu telah berlalu, pendaftaran jenjang perkuliahan pun telah dibuka, Danu mencoba mendaftar dengan jalur ujian mandiri (UM). Danu memilih dua Universitas, yaitu UIN Walisongo dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid. Sembari menunggu penerimaan, Danu hanya bekerja untuk membantu ekonomi orang tuanya, setelah pengumuman penerimaan mahasiswa baru telah tiba, Danu ternyata diterima di UIN Abdurrahman Wahid, Danu pun juga mendaftar beasiswa dengan jalur KIP, berbagai persyaratan Danu penuhi. Dengan rasa optimis akan diterimanya beasiswa, Danu semakin semangat bekerja dan berkuliah sembari menunggu informasi yang akan datang. Beberapa bulan Danu lalui, akhirnya yang dinanti-nantinya datang juga informasi penerimaan beasiswa pun diberitahukan dan yang dulu Danu tidak bisa mendapatkan beasiswa, seleksi demi seleksi akhirnya lolos dari 200 mahasiswa dan sekarang Danu diterima dengan rasa senang dan gembira Danu memberitahukan kepada kedua orang tuanya.

"Ibu, ayah pengumuman penerimaan beasiswa sudah keluar dan Danu ternyata diterima". Ucap Danu dengan rasa senang dan gembira.

"Wahh......kamu harus semangat belajar lagi Danu, ini kesempatan kamu untuk menambah prestasimu, walaupun kamu pernah kecewa tidak bisa memperoleh beasiswa di SMA kamu tidak apa-apa jangan dingat yang dulu, jatuh dan berdiri lagi harus semangat....". Dengan perasaan senang ayah dan ibu juga tak lupa memberikan semangat kepadanya.

"Pastinya, Danu akan lebih giat belajar dan semangat dalam meraih apa yang Danu impikan. Akan tetapi beasiswa ini Danu harus bertempat tinggal dipondok pesantren dan harus meninggalkan pekerjaan Danu, bagaimana menurut Ibu dan Ayah?". Ucap Danu sembari bertanya kepada kedua orang tuanya.

"Ibu dan ayah setuju, walaupun kamu nantinya harus bertempat singgah dipondok pesantren dan lebih bagus kamu nantinya ada dipondok, karena kamu nantinya juga dapat memperdalam ilmu agama juga." Ujar Ibu dan Ayah Danu mengenai beasiswa.

"Jika ibu dan ayah setuju, Danu juga ikut setuju tidak apa-apa walaupun nantinya tidak bekerja lagi". Ucap Danu dengan senang.

Beberapa bulan setelah pengumuman penerimaan beasiswa, akhirnya penerjunan untuk tinggal dipondok pesantren tiba, semua mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dikumpulkan. Danu berangkat ke penerjunan bersama kedua orang tuanya, dengan gembira Danu berpamitan kepada orang-orang yang ada dirumah. Sesampainya ditempat penerjunan, dari 200 penerima dibagi beberapa kelompok menjadi 20 kelompok penerjunan dengan 1 kelompok 10 mahasiswa. Danu diposisikan di kelompok 18 dan ditempatkan dipondok pesantren Nurussalam Rowolaku, Kajen. Danu diantar ayah dan ibunya untuk diterjunkan ke pondok pesantren tersebut, dengan berpamitan orang tuanya memberikan pesan untuk Danu.

"Danu, kamu disini harus bisa walaupun jauh dari ayah dan ibu kamu bisa melaluinya dengan ikhlas dan semangat. Jadi walaupun kamu memperoleh ilmu agama pengetahuan juga memperoleh ilmu agama". Pesan ayah dan ibu untuk Danu.

"Iya ayah ibu, Danu pasti akan berusaha untuk bisa membahagiakan kalian berdua dan selalu bersemangat untuk kedepannya dengan dipondok pesantren Danu bisa menjadi lebih optimis". Ujar Danu.

Akhirnya dengan rasa senang dan gembira Danu bisa merasakannya, walaupun banyak keluh kesah jatuh dan berdiri banyak yang Danu lalui. Dengan pertama kali bekerja sebagai buruh jahitan untuk membantu kedua orang tuanya, keluh kesah, jatuh lalu berdiri dan sampai akhirnya Danu bisa memperoleh beasiswa. Danu yang telaten dan bersabar melaluinya juga berkat doa dari kedua orang tua dan disertai usaha yang giat akhirnya semua mimpinya terwujud dan tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun