"Jika ibu dan ayah setuju, Danu juga ikut setuju tidak apa-apa walaupun nantinya tidak bekerja lagi". Ucap Danu dengan senang.
Beberapa bulan setelah pengumuman penerimaan beasiswa, akhirnya penerjunan untuk tinggal dipondok pesantren tiba, semua mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dikumpulkan. Danu berangkat ke penerjunan bersama kedua orang tuanya, dengan gembira Danu berpamitan kepada orang-orang yang ada dirumah. Sesampainya ditempat penerjunan, dari 200 penerima dibagi beberapa kelompok menjadi 20 kelompok penerjunan dengan 1 kelompok 10 mahasiswa. Danu diposisikan di kelompok 18 dan ditempatkan dipondok pesantren Nurussalam Rowolaku, Kajen. Danu diantar ayah dan ibunya untuk diterjunkan ke pondok pesantren tersebut, dengan berpamitan orang tuanya memberikan pesan untuk Danu.
"Danu, kamu disini harus bisa walaupun jauh dari ayah dan ibu kamu bisa melaluinya dengan ikhlas dan semangat. Jadi walaupun kamu memperoleh ilmu agama pengetahuan juga memperoleh ilmu agama". Pesan ayah dan ibu untuk Danu.
"Iya ayah ibu, Danu pasti akan berusaha untuk bisa membahagiakan kalian berdua dan selalu bersemangat untuk kedepannya dengan dipondok pesantren Danu bisa menjadi lebih optimis". Ujar Danu.
Akhirnya dengan rasa senang dan gembira Danu bisa merasakannya, walaupun banyak keluh kesah jatuh dan berdiri banyak yang Danu lalui. Dengan pertama kali bekerja sebagai buruh jahitan untuk membantu kedua orang tuanya, keluh kesah, jatuh lalu berdiri dan sampai akhirnya Danu bisa memperoleh beasiswa. Danu yang telaten dan bersabar melaluinya juga berkat doa dari kedua orang tua dan disertai usaha yang giat akhirnya semua mimpinya terwujud dan tercapai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI