Naisa menceritakan bahwa dahulu sebelum menggunakan mesin ini para nelayan menggunakan banyak tenaga manusia untuk menarik jaring ikan dari tengah laut.
“dulu kita harus narik dari tengah laut, kalo sekarang kan sudah modern, menghemat tenaga juga kalo make holler” ujarnya.
Para nelayan Pantai Timur Pangandaran memulai penangkapan dari tepi pantai, nelayan membawa jaring yang sudah diikat tali tambang ke tengah laut menggunakan perahu kecil. Di tengah laut, jaring akan di tebar dan ujung dari tali tambang akan dikaitkan pada mesin holler dari tepi pantai. Holler akan menggulung sedikit demi sedikit tali tambang hingga jaring terlihat di tepi pantai.
Tali tambang yang digunakan memiliki ukuran sepanjang 100-200 meter. Ketika jaring sudah mulai terlihat di tepian pantai, para nelayan akan bergotong royong untuk menarik jaring ke daratan.
"nanti jaring ikannya bakal diketengahin pake kapal, lamun geus ditengah nanti ditabur terus ditarik tali tambangnya make mesin. kalo jaring nya udah deket baru pake orang, kalo masih jauh make mesin biar ga cape teuing" "(nanti jaring ikannya bakal diketengahin pake kapal, kalo udah ditengah nanti ditabur terus ditarik tali tambangnya make mesin. Kalo jaring nya udah deket baru pake orang, kalo masih jauh itu baru make mesin biar ga terlalu cape)" ucap Naisa.
Penggunaan mesin ini tentunya akan lebih efektif bagi para nelayan. Sebab, waktu yang digunakan untuk menarik jaring akan lebih cepat dan tidak membutuhkan banyak tenaga manusia.
Walaupun Pangandaran di dominasi oleh nelayan skala kecil, persaingan antara nelayan kecil di timur Pangandaran dengan kapal besar tetap menjadi tantangan serius. Nelayan dengan kapal kecil memiliki keterbatasan daya jelajah kapal mereka akibat kondisi perairan di Pangandaran.
“kalo nelayan kecil kaya kita bergantung sama kondisi cuaca, kalo angin nya lagi gede otomatis kita ga bisa berlayar” ucap Naisa.
Kapal besar dapat tetap melaut meskipun angin sedang kencang, teknologi dan alat yang digunakan tentu sudah jauh lebih modern daripada kapal-kapal kecil yang biasa digunakan nelayan di timur Pangandaran.