Hikmah Kurban dan Solidaritas Sosial
oleh Muhammad Julijanto
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya yang tak terhingga kepada kita sekalian. Semoga kenikmatan tersebut dapat kita daya upayakan semaksimal mungkin untuk mencapai kemanfaatan di dunia ini.
Sholawat serta salam kita haturkan kehadirat Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam atas segala perjuangan dan teladannya membangun sumber daya manusia yang tercerahkan secara rohaniah dan tersejahterakan secara lahiriah, dengan sejarah yang gemilang telah mengantarkan tata kehidupan yang harmonis dan keseimbangan pemenuhan kebutuhan antara investasi untuk kesejahteraan dunia dan investasi amal sholeh untuk menyongsong kehidupan ukhrawiyah, dengan berpacu dalam amaliah hasanah dan berjuang mencegah kemungkaran dan kemadharatan. Itulah teladan Agung yang telah ditorehkan sejarah Islam dengan Tinta Emas sebagai model Insan Kamil yang harus diserap dalam kepribadian umat Islam.
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan cara mengamalkan perintahnya menjauhi larangannya, melanjutkan misi kenabian Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dengan berakhlakul karimah akhlak yang terpuji. Sebab dengan akhlakul karimah Insya Allah kehidupan dunia ini akan semakin tertib semakin damai dan semakin Sejahtera.
Perjalanan menunaikan Ibadah Haji merupakan perjalanan spiritual yang dilakukan oleh anak manusia. Banyak simbol yang terbentang pada fenomena ibadah haji yang dilakukan oleh semua kaum muslimin sedunia. Banyak cara yang dilakukan oleh orang untuk berusaha menjadi hujjat menjadi tamu Allah, untuk mengupayakan kemampuan ekonomi sebagai prasyarat dapat menunaikan ibadah haji dengan sempurna dan utuh. Maka meningkatkan ekonomi keluarga menjadi solusi arif dan bijak, sehingga ibadah ini tidak menelantarkan keluarga besarnya yang papa  atasi ketidakberdayaan dalam menghadapi hidup di tengah kemiskinan.
"Aku datang memenuhi panggilanmu Ya Allah bagi umat Islam yang secara ekonomi mampu istato'ah untuk menunaikan ibadah haji". Berhaji menjadi satu kewajiban yang harus dilakukan sekali seumur hidup.
Hakikat ibadah haji merupakan Muktamar umat Islam dari seluruh dunia. Â Semua salat menghadap kiblat ke Baitullah Ka'bah. Kurang lebih 4 juta umat Islam dari seluruh penjuru dunia, berkumpul di Padang Arafah dan mengumandangkan keagungan kebesaran dan kekuasaan Allah dengan Takbir Allahu akbar, Tahmid walhamdulillah, dan tahlil Lailahaillallah secara terus-menerus. Manusia terasa kecil laksana buih di lautan, hanya keagungan dan kekuasaan, kebesaran Allah yang nampak, Â bersimbah sujud taqarrub mendekatkan diri kepada Allah sang Khalik semesta alam ini.
Ibadah haji laksana perjalanan menuju Kampung akhirat untuk bertemu dengan Allah subhanahu wa ta'ala. Kendaraan yang digunakan bagaikan kerenda mayat yang akan membawa kita. Pakaian ihram yang serba putih laksana kain kafan dan Padang Arafah yang panas bagaikan Padang Mahsyar pasrahkan semuanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Maka tak akan ada yang lebih pantas dilakukan seorang hamba selain mengerjakan amal saleh, sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat Al Kahfi ayat 110
"Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS. Al-Kahf 18: Ayat 110).
Kurban Simbol Ketguhan Iman
Teladan dari keteguhan iman dan loyalitas Ibrahim As terhadap perintah Allah merupakan teladan yang perlu kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Jika pada masa lalu Ismail menjadi simbol kurban untuk menguji keimanan Ibrahim, kini yang menjadi Ismail-Ismail tidak hanya dalam wujud hewan kurban tetapi segenap milik kita bahkan diri kita bisa menjadi simbol korban untuk menunjukkan keteguhan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Semangat korban inilah yang barangkali mutlak sekaligus relevan ke depan dikedepankan dalam konteks kehidupan kebangsaan kita dewasa ini. Saat di mana bangsa mengalami krisis multidimensi yang tak kunjung reda. Selain itu sebagian saudara-saudara kita ada yang sedang menghadapi musibah erupsi gunung merapi, banjir, tanah longsor, banjir lumpur, kebakaran hutan, wabah penyakit yang diakibatkan dari bencana alam yang melanda mereka.
Relevansi dan signifikansi lain dari Idul Qurban terkait erat dengan pesan moral kemanusiaan dan solidaritas sosial. Digantikannya Ismail yang sedianya akan dikorbankan oleh Ibrahim 'Alaihissalam dengan seekor hewan sembelihan yang besar, sesungguhnya mengindikasikan betapa Allah SWT menghormati manusia dan menjaga martabat nilai-nilai kemanusiaan.
Karena itulah Allah tidak memperkenankan dan sangat melarang manusia mengorbankan manusia yang lain. Allah tidak haus darah dan tak butuh keratan daging dari jasad hewan yang dikorbankan. Karena pada prinsipnya syariat berkorban dengan menyembelih hewan yang telah memenuhi kualifikasi dan kriteria tertentu bukan diperuntukkan untuk Tuhan. Akan tetapi yang akan sampai dan diterima Allah SWT hanyalah niat ikhlas, ketulusan, dan ketakwaan kita kepada Allah Swt, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hajj ayat 37
"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."(QS. Al-Hajj 22: Ayat 37).
Ibadah qurban diartikan bahwa manusia perlu mematikan dan menyembelih nafsu-nafsu hewaniyah yang sering kali muncul dari dalam diri manusia itu sendiri. Nafsu-nafsu hewaniah, Ego yang tidak perlu ini sering menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat. Penyembelihan kurban juga berarti umat Islam dituntut selalu rela untuk mengorbankan hal yang paling bermakna, paling dicintainya dalam kehidupan ini untuk membangun solidaritas dan kebersamaan di dalam kehidupan ini.
Masalah umat dan bangsa
Berbagai macam bencana serta pandemi yang muncul seakan merupakan peringatan Allah SWT, bahwa kita sebagai hamba telah mulai meninggalkannya. Kita mulai asik dengan kehidupan duniawi melupakan, melalaikan atau menyepelekan kewajiban-kewajiban sebagai makhluk ciptaanNya, Bahkan bukan saja melupakan kewajiban tetapi kita sudah berani terang-terangan menentang berbagai syariatnya.
Berbagai penyimpangan dan kejahatan mewarnai perjalanan tahun ini, mulai dari kasus korupsi, pembalakan liar, penggundulan hutan, pornografi, dekadensi moral, dan masalah-masalah perjudian online maupun offline yang marak di dalam masyarakat serta berbagai penyimpangan itulah yang semakin menjauhkan negeri kita dari keberkahan dan keutamaan.
Padahal negeri kita memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa dan bonus demografi, namun seakan semuanya tidak ada artinya. Mengapa semua itu dapat terjadi?
Karena pemimpin tidak amanah dan rakyat yang tidak peduli, bangsa kita tidak mampu bersyukur atas segala nikmat yang luar biasa ini. Bangsa ini terlalu sombong kepada sang Pencipta keindahan alam ini. Â Bangsa ini sedikit memiliki rasa terima kasih kepada Sang Khalik Allah SWT sang pemberi kekayaan alam. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat al-A'raf ayat 96
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 96).
Apa Sikap yang harus kita ambil?.
Sudah saatnya kita introspeksi diri dan berusaha untuk memperbaiki diri, memperbaiki lingkungan, memperbaiki masyarakat, dan memperbaiki bangsa kita, memperbaiki sikap  agar kita tetap optimis menghadapi kehidupan sesulit apapun, dengan selalu berpegang teguh pada akidah yang benar, keimanan yang kokoh  kepada Allah SWT, tidak melakukan kemusyrikan, tidak pula melakukan kejahatan terhadap sesama manusia maupun kejahatan terhadap alam lingkungan kita.
Akhlak dan moralitas kita perbaiki. Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang sangat menjaga moralitas pemimpin dan warganya. Moral  dan akhlakul karimah merupakan pedoman perilaku yang baik di tengah masyarakat. Seperti halnya berlaku jujur, kerja keras, gotong royong, tolong menolong, kerjasama dalam kebaikan dan taqwa, hormat-menghormati, saling mengasihi, etos dermawan dan kepedulian sosial di antara warga, ta'awanu alalbiri wattaqwa wala ta'awanu 'alal ismi wal 'udwan mencegah kemungkaran mengajak kebaikan, bertoleransi, berlaku adil dalam segala hal termasuk dalam perilaku sosial kehidupan dalam masyarakat.
Sebaliknya kita menghindari akhlak yang tercela akhlakul mazmumah seperti iri dengki takabur sombong khianat berjudi minum-minuman yang memabukkan berzina perselingkuhan menganiaya diri sendiri merusak alam merusak masyarakat pergaulan bebas melanggar kode etik profesi dan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan di tengah-tengah masyarakat kita.
Oleh karena itu dalam rangka kita menunaikan ibadah haji dan ibadah udhiyah menyembelih hewan kurban kita ambil pelajaran dari perjalanan ibadah haji momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara memperbaiki ketaatan kepadanya. Berkorban merupakan bukti ketaatan seorang hamba kepada Khaliq Allah SWT inilah salah satu sunnah yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang memiliki kemampuan menyembelih kurban merupakan amal kebajikan yang paling utama karena mengikuti jejak nabiyullah Ibrahim Alaihissalam sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, "Tidak ada suatu perbuatan yang dilakukan manusia pada hari nahr yang lebih disukai Allah daripada menyembelih kurban...(HARI. At Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Penutup
Sebagai kesimpulan renungan di atas antara lain: Pertama, bencana yang terjadi merupakan ujian dari Allah SWT kepada manusia untuk menguji sejauh mana keimanan kita kepadanya. Apakah kita tetap tabah Istiqomah bersyukur atau kufur dan berbuat maksiat kepadanya?.
Kedua, Haji sebagai rukun Islam yang kelima wajib bagi yang mampu sekali dalam seumur hidup. Haji mabrur balasannya surga alhajul mabrur laisalahul jaza Ilal Jannah.
Ketiga, ibadah kurban sebagai manifestasi iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kita sembelih nafsu-nafsu hewaniah yang ada pada diri kita, dan kita ganti dengan nafsul muthmainnah agar kita cenderung kepada kebaikan, kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan.
Keempat sebagai solusi masalah bangsa dan masyarakat dengan beriman yang benar bertaubat dari segala bentuk kemaksiatan yang telah kita lakukan senantiasa bersyukur atas segala anugerah secara sosial kita tingkatkan kepedulian dan solidaritasi solidaritas sosial senantiasa berakhlakul karimah dalam perilaku kehidupan sosial di tengah-tengah masyarakat sehingga masyarakat akan damai sejahtera dan selalu dalam lindungan dan rahmat Allah SWT.
Akhirnya marilah kita mohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar apa yang kita lakukan senantiasa membawa kemanfaatan, mendapatkan kebaikan, dan keselamatan. Bagi saudara kita yang sedang sakit diberikan kesembuhan, kesehatan dan kemampuan berikhtiar, sehingga bisa pulih kembali beraktivitas. Semoga saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji dari berangkat pelaksanaan rukun, wajib, dan sunnah haji dengan tertib, khusyuk, lancar, dan sehat serta kembalinya dari tanah suci menuju tanah air menjadi haji yang mabrur, membawa kemanfaatan bagi diri maupun masyarakat. Bagi saudara-saudara kita yang sudah pernah menunaikan ibadah haji bisa mempertahankan kemaburannya dengan menjadi suri teladan di tengah masyarakat, memakmurkan kehidupan keagamaan, memberikan kemanfaatan yang lebih terhadap masyarakat bangsa dan negara.
Bagi saudara kita yang belum menunaikan ibadah haji dilapangkan rizkinya dan dimudahkan dalam segala usahanya, sehingga mendapatkan rezeki yang halal dan berkah untuk bisa menunaikan ibadah haji, sehingga pada waktunya dipanggil Allah SWT untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
Bagi saudara-saudara kita yang menghadapi musibah diberikan ketabahan kesabaran dimudahkan dalam usahanya untuk bangkit dan kembali berkarya untuk memenuhi hajat hidupnya secara normal dan semoga Allah Subhanahu wa ta'ala menjauhkan kita dari marabahaya, goda rencana, bala bencana dan wabah penyakit, sehingga kita menjadi bangsa yang makmur gemah ripah loh jinawito foto Tentrem Toto Raharjo menjadi balnatun thoyiatun wa rabun ghafur. Kurang lebihnya mohon maaf. Mari kita berdoa, mohon anugerah terbaik dan terindah dalam perjalan hidup ini.
Muhammad Julijanto, S. Ag., M. Ag. dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Wonogiri. Khutbah Shalat Idul Adha 1445 H di Halaman Masjid Hastana Giri Kaliancar Selogiri Wonogiri. Senin, 17 Juni  2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI