Mohon tunggu...
Muhammad Julijanto
Muhammad Julijanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Tuangkan apa yang ada di dalam pikiranmu, Karena itu adalah mutiara yang indah untuk dinikmati yang lain bila dituangkan, Tetapi bila dipendam hanya untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikmah Kurban dan Solidaritas Sosial

18 Juni 2024   10:09 Diperbarui: 18 Juni 2024   10:09 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian Daging Kurban Masjid Sulthon Muhammad Bathiniyadi Perum Griya Cipta Laras Bulusulur Wonogiri. Dokpri.

Kurban Simbol Ketguhan Iman

Teladan dari keteguhan iman dan loyalitas Ibrahim As terhadap perintah Allah merupakan teladan yang perlu kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Jika pada masa lalu Ismail menjadi simbol kurban untuk menguji keimanan Ibrahim, kini yang menjadi Ismail-Ismail tidak hanya dalam wujud hewan kurban tetapi segenap milik kita bahkan diri kita bisa menjadi simbol korban untuk menunjukkan keteguhan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Semangat korban inilah yang barangkali mutlak sekaligus relevan ke depan dikedepankan dalam konteks kehidupan kebangsaan kita dewasa ini. Saat di mana bangsa mengalami krisis multidimensi yang tak kunjung reda. Selain itu sebagian saudara-saudara kita ada yang sedang menghadapi musibah erupsi gunung merapi, banjir, tanah longsor, banjir lumpur, kebakaran hutan, wabah penyakit yang diakibatkan dari bencana alam yang melanda mereka.

Relevansi dan signifikansi lain dari Idul Qurban terkait erat dengan pesan moral kemanusiaan dan solidaritas sosial. Digantikannya Ismail yang sedianya akan dikorbankan oleh Ibrahim 'Alaihissalam dengan seekor hewan sembelihan yang besar, sesungguhnya mengindikasikan betapa Allah SWT menghormati manusia dan menjaga martabat nilai-nilai kemanusiaan.

Karena itulah Allah tidak memperkenankan dan sangat melarang manusia mengorbankan manusia yang lain. Allah tidak haus darah dan tak butuh keratan daging dari jasad hewan yang dikorbankan. Karena pada prinsipnya syariat berkorban dengan menyembelih hewan yang telah memenuhi kualifikasi dan kriteria tertentu bukan diperuntukkan untuk Tuhan. Akan tetapi yang akan sampai dan diterima Allah SWT hanyalah niat ikhlas, ketulusan, dan ketakwaan kita kepada Allah Swt, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hajj ayat 37

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."(QS. Al-Hajj 22: Ayat 37).

Ibadah qurban diartikan bahwa manusia perlu mematikan dan menyembelih nafsu-nafsu hewaniyah yang sering kali muncul dari dalam diri manusia itu sendiri. Nafsu-nafsu hewaniah, Ego yang tidak perlu ini sering menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat. Penyembelihan kurban juga berarti umat Islam dituntut selalu rela untuk mengorbankan hal yang paling bermakna, paling dicintainya dalam kehidupan ini untuk membangun solidaritas dan kebersamaan di dalam kehidupan ini.

Masalah umat dan bangsa

Berbagai macam bencana serta pandemi yang muncul seakan merupakan peringatan Allah SWT, bahwa kita sebagai hamba telah mulai meninggalkannya. Kita mulai asik dengan kehidupan duniawi melupakan, melalaikan atau menyepelekan kewajiban-kewajiban sebagai makhluk ciptaanNya, Bahkan bukan saja melupakan kewajiban tetapi kita sudah berani terang-terangan menentang berbagai syariatnya.

Berbagai penyimpangan dan kejahatan mewarnai perjalanan tahun ini, mulai dari kasus korupsi, pembalakan liar, penggundulan hutan, pornografi, dekadensi moral, dan masalah-masalah perjudian online maupun offline yang marak di dalam masyarakat serta berbagai penyimpangan itulah yang semakin menjauhkan negeri kita dari keberkahan dan keutamaan.

Padahal negeri kita memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa dan bonus demografi, namun seakan semuanya tidak ada artinya. Mengapa semua itu dapat terjadi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun