Saya teringat Hitler yang masuk penjara dan menulis "Mein Kampf" (my struggle) di tahun 1925. Buku ini menjadi terkenal karena berisi pembelaan dirinya mengapa ia melakukan kejahatannya, yaitu percobaan makar yang gagal total. Kegagalan itu sebagian besar disumbang oleh halusinasi seputar kebesaran dirinya.
Hampir mirip, ada tuduhan serius kepada Rocky yang disebut-sebut merancang percobaan makar di tanggal 10 Agustus nanti. Mungkin sekali Rocky melakukan hal yang mirip dengan Hitler, namun ada perbedaan yang mencolok, yaitu pada masa Hitler sedang terjadi kerusakan ekonomi yang parah, sehingga masyarakat Jerman mudah dihasut untuk menyalahkan pemerintah Jerman, menyalahkan warga Yahudi, menyalahkan komunisme dll. Saat itu Hitler fokus mengkambinghitamkan Yahudi dan komunisme, sedangkan Rocky fokus mengkambinghitamkan Cina dan mengkambinghitamkan kapitalisme. Anehnya Rocky "dekat" dengan Cendana.
Hitler memanfaatkan sistem demokrasi dengan cara ikut pemilu, dan partainya (NAZI) hanya menang tipis di tahun 1933. Namun tujuannya adalah untuk mengganyang demokrasi dan menggantinya dengan fascism, authoritarianism atau dictatorship. Itu sebabnya Hitler dan kelompoknya menggunakan nama NAZI yang kepanjangan dari Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (English: National Socialist German Workers' Party).
Sedangkan Rocky cukup terlihat sedang fokus menunggangi para kaum buruh atau pekerja, terutama untuk gerakan 10 Agustus nanti. Ia juga terlihat menunggangi atau memanfaatkan sistem demokrasi yang membuatnya bisa "bebas" melempar hasutan tentang pentingnya mengganti rezim Jokowi.
Ada 1 hal yang harus kita maklumi, karena mungkin sekali prefrontal cortex milik Rocky tidak berfungsi maksimal. Sehingga wajar jika Rocky lupa atau tidak mampu menyadari: Indonesia sedang berada di era berjaya penuh, bahkan dikagumi dunia internasional. Tidak ada kerusakan ekonomi, tidak ada angka pengangguran yang tinggi atau kerusakan sosial, dll.
Masyarakat menjadi lebih sulit untuk dihasut atau dimanipulasi, meski tetap saja itu bisa dilakukan. Sehingga jika Rocky menulis "Mein Kampf" di dalam penjara nanti, mungkin saja orang akan cekikikan, karena merasa geli.
M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H