Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gamal Abdel Nasser dalam Pusaran Piala Dunia U-20?

4 April 2023   20:33 Diperbarui: 28 Agustus 2023   09:08 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti sudah disebut di atas, pada tahun 1948, Mesir yang masih berbentuk monarki bersama-sama dengan negara-negara Arab lainnya mengeroyok Israel yang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya. Negara-negara Arab itu fokus menolak berdirinya negara Israel, sehingga mereka lupa untuk mengupayakan berdirinya negara Palestina. Namun ternyata Israel memenangkan peperangan, meski dikeroyok.

Warga Palestina menjadi korban dari sikap permusuhan dari pemimpin negara-negara Arab itu. Ada 750 ribu warga Palestina yang menjadi pengungsi di berbagai tempat, termasuk di negara-negara Arab. Sebagian besar dari mereka masih tetap menjadi pengungsi setelah puluhan tahun kemudian.

Lalu muncul Gamal Abdel Nasser pada tahun 1952 di Mesir mengkudeta Farouk, raja Mesir, dan Nasser mencetuskan revolusi Mesir. Ia kemudian terpilih sebagai presiden pertama Republik Mesir di tahun 1956.

Revolusi Mesir mengantar Nasser menjadi pemimpin bangsa-bangsa Arab. Raja Jordania, Hussein pun sempat kuatir, digulingkan oleh rakyatnya yang sempat terpengaruh oleh Revolusi Mesir yang dicetuskan oleh Nasser.

Sukarno, presiden pertama RI sempat mengunjungi Nasser di Mesir pada tahun 1961. Sukarno memuji Nasser sebagai pemimpin besar dunia ketiga yang berani melawan para penjajah. Inilah salah satu yang mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk ikut menyanjung Nasser dan terseret membenci Israel.

Ini kutipan dari apa yang dikatakan Sukarno tentang Nasser: "Gamal Abdel Nasser is a man of destiny, not only for Egypt, but also for the entire Arab world and for all those who love peace and justice. He is a leader who has shown that it is possible for a small country to stand up against imperialism and colonialism and to achieve independence and progress."

Pada tahun 1967 Nasser bersama dengan negara-negara Arab sekali lagi menyerang Israel. Namun kali ini Israel lebih cepat memenangkan peperangan. Bahkan hanya dalam 6 hari Israel memperoleh lebih banyak wilayah yang tadinya dikuasai oleh Mesir, Jordania dan lainnya. Kota suci Jerusalem pun menjadi sepenuhnya di bawah kendali Israel. Lalu wilayah yang dimenangkan Israel itu disebut dicaplok oleh Israel.

Meski kalah telak dalam perang 6 hari dengan Israel, masyarakat Mesir malah terpesona dengan pidato pengunduran diri Nasser. Masyarakat Mesir dan masyarakat dari negeri-negeri Arab lainnya menganggap Nasser adalah pahlawan bangsa-bangsa Arab yang berjuang melawan Israel dan negara-negara Barat lainnya yang disebut penjajah.

Tidak lama setelah kekalahan Mesir atas Israel, Nasser wafat karena serangan jantung di tahun 1970. Tidak hanya rakyat Mesir yang berduka, namun nyaris seluruh warga Arab di berbagai negeri Timur Tengah berduka dan kehilangan pemimpinnya.

Krisis Terusan Suez

Namun sebelum kekalahan telak Mesir di tahun 1967 itu, Nasser sempat menorehkan "kemenangan" yang mengagumkan, terutama bagi bangsa Arab, dan juga bangsa-bangsa yang disebut disebut berkembang, atau bangsa-bangsa dari dunia ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun