Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

ChatGPT Plus Berbayar & Punya Mata?

23 Maret 2023   09:26 Diperbarui: 23 Maret 2023   16:13 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antusias masyarakat atas munculnya ChatGPT tentu saja menyenangkan OpenAI, pembuatnya. OpenAI mendapat banyak sekali masukan sebagaimana yang diinginkannya. Jutaan users di seluruh dunia telah berpartisipasi dengan research preview ini (meluncurkan ChatGPT).

Tarif yang ditetapkan untuk menggunakan ChatGPT Plus, $20 per bulan itu terasa aneh, karena semua platform medsos menyediakan layanan gratis, namun penyedianya mendapatkan penghasilan yang luar biasa besar dari para pemasang iklan. Mengapa OpenAI tidak menerapkan itu juga? Yaitu memperoleh penghasilan yang besar dari pemasang iklan?

Gambar: OpenAI.com
Gambar: OpenAI.com

Sekali lagi masyarakat harus menyadari, bahwa layanan ChatBot lain yang mirip dengan ChatGPT ini bakal bermunculan segera. Artinya akan ada banyak pilihan, sehingga kita bisa memilih yang terbaik.

Juga sekaligus kita harus menyadari bahwa ChatGPT ini salah satu produk AI yang masih embrio banget. Perkembangan computing power yang ada masih belum sanggup menciptakan AI yang AGI (Artificial General Intelligence).

Jika mengikuti Turing Test (Alan Turing, 1950), maka GPT yang ada sekarang bisa disebut sebagai AI, karena banyak yang mengira sedang bercakap dengan manusia jika tidak diberitahu bahwa GPT adalah sebuah machine.

Namun GPT hanya menebak kata berikutnya setelah satu kata diumpankan. GPT tidak memiliki kemampuan untuk reasoning, juga tidak mengerti susunan kata yang diberikannya (baca di sini referensinya).

Gambar: OpenAI.com
Gambar: OpenAI.com

Sebagaimana sudah saya tulis di artikel sebelumnya (klik di sini), ChatGPT adalah produk teknologi yang lumayan menarik, karena melengkapi search engine yang sudah ada, Google. Sebagai penulis kadang saya membutuhkan inspirasi yang instan. Inspirasi yang instan itu bisa diberikan oleh ChatGPT. Hanya inspirasi ya, karena selanjutnya artikel saya tetap bergantung pada hasil riset dengan menggunakan Google.

M. Jojo Rahardjo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun