Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Dark Triad Personality pada kasus Brigadir Joshua

23 Juli 2022   11:48 Diperbarui: 1 November 2022   20:55 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua media dipenuhi berbagai spekulasi yang liar, terutama karena muncul klaim dari keluarga korban yang terbunuh, bahwa mereka memiliki berbagai foto & video kondisi jenazah korban yang seperti ada luka-luka yang tidak dijelaskan dengan gamblang oleh kepolisian sebelumnya. Keluarga korban mendesak kepolisian untuk mengungkap sebab terjadinya luka-luka itu.

Media pun kemudian merinci beberapa luka itu dan masyarakatpun berspekulasi, bahwa itu adalah luka-luka penyiksaan. Jika benar kondisi jenazah korban seperti itu, maka mungkin sekali pelakunya atau otak dari pembunuhan ini memiliki ciri personality yang merupakan gabungan 3 personality seperti sudah disebut di atas, yaitu machiavellianism, narcissism, dan psychopathy.

Psychopathy, karena pelakunya bisa bertindak kejam dalam pekerjaannya. Seseorang dengan psychopathy tak memiliki empathy (kemampuan merasakan penderitaan orang lain), sehingga ia bisa melakukan kekejaman penyiksaan atau pembunuhan yang tak terbayangkan oleh orang normal, bahkan ia mampu menikmati apa yang dilakukannya itu.

Machiavellianism, karena terjadi di rumah seorang yang memiliki ranking tinggi di kepolisian yang seharusnya kasus ini menjadi lebih cepat diungkap, bukan malah menghalangi pengungkapannya sebagaimana diberitakan oleh berbagai media. Rangking tinggi yang dimilikinya tentu berarti ia punya segudang prestasi dan kehormatan, atau kemuliaan, namun apa yang disuguhkan ke media malah mengoyak citra itu atau malah mungkin mengungkap adanya karakter manipulatif.

Narcissism, perbuatan kejam (penyiksaan & pembunuhan) menggambarkan pelakunya adalah seorang yang terluka jiwanya. Narcissist adalah orang yang sebenarnya emosinya rapuh, terutama jika kehormatannya dilukai, misalnya ada orang yang menghianatinya atau menghinanya. Dalam kondisi emosi yang berantakan, ia tidak mampu lagi untuk bertindak waras. Narcissist membutuhkan puja-puji dari orang-orang sekelilingnya melebihi takaran normal. Ia merasa yakin sangat hebat, pintar, atau mulia, sehingga ia menjadi rapuh, mudah terluka jika ada orang dekatnya yang meragukan itu semua.

Semoga peristiwa ini segera diungkap oleh yang berwenang agar citra kepolisian tidak tercemar oleh ulah satu atau sekelompok orang.

M. Jojo Rahardjo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun