Telomeres adalah bagian ujung dari chromosome seperti terlihat di gambar.
Telomeres ini disebut oleh para ahli menjadi indikator kesehatan dan indikator usia kita. Stres menyebabkan telomeres memendek. Itu artinya kita mudah sakit, dan risiko terkena kanker menjadi lebih besar. Elizabeth Blackburn meraih Nobel Prize untuk apa yang ditemukannya soal kaitan antara stres dengan telomeres atau kesehatan (lihat di sini referensi mengenai itu).
Jika mau lebih dalam lagi bisa baca artikel ilmiah yang amat panjang (klik di sini).
Stres Merusak Mental atau Mempengaruhi Perilaku
Prefrontal cortex (PFC) berfungsi untuk executive function atau aktivitas berpikir. PFC yang membedakan manusia dengan hewan. Namun pada saat stres terjadi, interaksi PFC ini menurun dengan beberapa bagian lain dari otak. PFC menjadi tumpul.
Siapa sih yang tidak ingin cerdas setiap saat? Siapa yang tidak ingin kemampuan memberi solusinya terhambat, karena fungsi otak saat stres didominasi oleh kerja amygdala (PFC menurun fungsinya).
Tidak hanya menurunkan fungsi PFC, tetapi stres juga menurunkan kecenderungan kita pada kebajikan. Kita menjadi enggan memberi bantuan pada yang membutuhkan. Kita cenderung tidak peduli pada situasi di luar diri kita. Sebaliknya malah cenderung pada kebencian, atau cenderung pada agresi pada orang lain, hingga cenderung pada kekerasan.
Itu memang terjadi pada saat kita stres saja. Namun jika stres sering terjadi, maka menurunnya kecenderungan pada kebajikan ini menjadi menetap atau permanen. Tentu saja kita tidak menginginkan ini, karena itu artinya kita bukan orang dengan kepribadian yang baik turun kualitas atau kapasitas kita sebagai manusia.
==o==
Menurut WHO di situs resminya: Setiap 1 dollar yang dibelanjakan pemerintah untuk menangani stres & depresi di masyarakat, akan menghasilkan 4 dollar, karena kesehatan dan produktivitas masyarakat meningkat.