==o==
Stres adalah bagian dari kesehatan mental yang buruk. WHO sudah menyebutkan bahwa sebagian besar pemerintahan di dunia kurang memperhatikan kesehatan mental masyarakatnya. Anggaran yang disediakan pemerintah untuk kesehatan mental hanya 3% dari keseluruhan anggaran. Studi itu dilakukan sebelum masa pandemi. Hasil studi itu tentu membuat kita prihatin, apalagi hasil studi tentang kesehatan mental di masa pandemi ini.
Masih menurut WHO, kesehatan mental yang bagus sebenarnya bisa menurunkan biaya kesehatan masyarakat, karena kesehatan mental akan membuat masyarakat tidak mudah sakit, apalagi sakit yang mematikan seperti jantung, diabetes, ginjal, tekanan darah tinggi, alzheimer, dan lain-lain. Kita bisa membayangkan jika kesehatan mental masyarakat dijaga oleh pemerintah di masa pandemi ini, maka immune system masyarakat pun akan menjadi lebih kuat. Itu artinya selain protokol kesehatan, menguatkan immune system seharusnya juga menjadi modal dasar bagi masyarakat dalam menghadapi pandemi ini.
Lagi-lagi menurut WHO, kesehatan mental bisa meningkatkan angka produktivitas. Setiap 1 dollar yang dikeluarkan pemerintah untuk kesehatan mental masyarakat akan kembali menjadi 4 dollar dalam bentuk produktivitas yang tercipta. Tentu saja itu masuk akal, karena mereka yang sehat mentalnya memiliki fungsi otak yang lebih baik, dan memiliki kesehatan tubuh yang lebih baik pula untuk bekerja atau berkarya, bahkan berprestasi.
==o==
Jadi stres harus diminimalisir. Banyak cara menurunkan tingkat stres beredar di berbagai media. Ada yang bilang banyak tertawa, gak usah baca berita, apalagi di medsos, makan dan minum ini-itu, berjemur di bawah matahari pagi, olahraga, mengkonsumsi ramuan ini-itu, banyak berdoa, berserah diri pada Tuhan, dan lain-lain.
Tentu semua itu betul bisa menurunkan tingkat stres, namun pernah kah kita mencari tahu tentang seberapa besarnya? Pernah kita mencari tahu apa yang paling terbukti bagus dalam menurunkan tingkat stres, menurut riset sains?
Supaya tidak bertele-tele, saya sampaikan apa yang menurut riset sains paling besar bisa menurunkan tingkat stres melebihi apa pun: Hanya ada 2 aktivitas yang mampu menurunkan tingkat stres secara signifikan, yaitu: Bersyukur dan Meditasi.
BERSYUKUR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES
Tak banyak yang tahu, bahwa praktik bersyukur yang diajarkan oleh berbagai agama di dunia telah sering diteliti oleh positive psychology dan neuroscience. Bersyukur sudah menjadi kajian penting bagi neuroscience dan positive psychology. Para ahli kemudian mendefinisikan kembali apa itu bersyukur menurut sains, yaitu 'menulis jurnal positif'.
1. Bersyukur adalah berlatih untuk lebih mudah menemukan dan menyadari, bahwa ada yang positif pada diri kita atau pada sekitar kita (pada orang lain atau hal lain). Riset menunjukkan ternyata kita lebih cenderung menyadari yang negatif, padahal itu memicu stres. Sebagaimana kita tahu stres menurunkan kesehatan tubuh dan mental kita, bahkan menurun pula fungsi otak kita.