GDP per capita menggambarkan income rata-rata warga sebuah negeri. Semakin tinggi, maka semakin tinggi pula tingkat happiness. Data tiap tahun dari WHR menunjukkan itu, meski ada juga negeri yang memiliki GDP kecil tapi memiliki tingkat happiness yang tinggi, seperti Costa Rica. Income yang besar bisa digunakan untuk memperbaiki beberapa aspek kehidupan warga yang berujung pada happiness. Tak seperti yang banyak dianggap oleh orang, ternyata money can buy happiness up to a certain degree.
Social support
Social support tergambar saat orang ditanya: apakah saat ia mengalami masa sulit, ia memiliki teman atau orang yang bisa diandalkan untuk membantunya? Jika pertanyaan semacam ini dijawab ya (jawabannya hanya ya atau tidak), maka ia disebut memiliki social support.
Healthy life expectancy
Nilai Healthy life expectancy diperoleh dari data WHO berdasarkan lebih dari 100 faktor kesehatan. Semakin sehat seseorang, maka semakin memiliki happiness. Atau kebalikannya: semakin memiliki happiness, maka akan semakin memiliki kesehatan yang baik.
Freedom to make life choices
Freedom to make life choices adalah gambaran kepuasan secara umum terhadap pilihan hidup seseorang yang dipilihnya secara bebas tanpa keterpaksaan. Semakin memiliki kebebasan, maka semakin memiliki happiness. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah: Are you satisfied or dissatisfied with your freedom to choose what you do with your life?
Generosity
Adanya Generosity menggambarkan adanya happiness. Itu muncul dalam berbagai riset sains. Generosity bukan digambarkan hanya dengan besar uang yang didonasikan atau disedekahkan kepada orang lain, tetapi lebih luas dan lebih kompleks. Generosity menggambarkan adanya altruism, yaitu kecenderungan untuk lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Meski demikian Gallup Poll mengajukan pertanyaan seperti ini: "Have you donated money to a charity in the past month?" Dengan pertanyaan seperti itu, maka Indonesia bisa mendapatkan angka generosity yang tinggi.
Perception of corruption
Adanya perception of corruption bisa mempengaruhi happiness. Ini sebenarnya juga mengenai trust antar warga dan terutama kepada pemerintah. Jika faktor ini bernilai rendah, maka warga menjadi kurang patuh pada pemerintah sebagai salah satu akibatnya. Juga munculnya rasa cemas pada setiap kebijakan pemerintah yang diambil. Warga pun mudah termakan pada hoax atau hasutan dari para politisi kotor yang membuatnya semakin tak memiliki happiness.