Setelah diperiksa dengan cermat, sang tabib tahu bahwa wanita miskin itu telah berbohong kepadanya. Tabib itu menjadi tersinggung dan marah, tetapi tidak diperlihatkan kepada wanita itu. "Oh, kalau begitu akan kuganti obatmu", demikian jawabnya. "Nantikan pembalasanku!" serunya dalam hati. Benar, akhirnya wanita itu menjadi buta total karena pembalasan sang tabib.
Sebagai akibat dari perbuatan jahatnya, tabib itu telah kehilangan penglihatannya pada banyak kehidupan selanjutnya.
Bapak/ibu, saudara/ri sedhamma, pikiran merupakan satu hal terpenting dalam diri seseorang, segala tindak tanduk seseorang ditentukan oleh pikiran, dan dibentuk oleh pikiran. Ketika seseorang mempunyai pikiran yang tidak baik maka dengan otomatis ucapan,tindakan yang akan dilakukan adalah tindakan jahat. Tindakan jahat ini akan membawa dampak yang tidak baik pula kepada dirikita pribadi dan makhluk lain. Â
Perlu diketahui bahwa Segala timbunan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang sampai kapanpun pasti akan berbuah dengan penderitaan, entah esok,lusa,atau dikelahiran yang akan datang. Bapak/ibu saudara/ri sedhamma dalam kehidupan ini sang Buddha menjelaskan bahwa hidup adalah penderitaan namun disamping itu Buddha juga mejelaskan dan menunjukan jalan bagai mana cara kita agar dapat terbebas dari penderitaan itu.
Dalam dhamacaka pavatana Sutta, Buddha menjelaskan tentang empat kasunyataan mulia yang terdiri dari dukkha, sebab dhukkha , lenyapnya dhukkha, dan jalan menuju lenyapnya dhukka. Untuk dapat terlepas dari dhukka ini diantaranya Buddha mengajarkan tentang jalan tengah berunsur delapan atau hastaariyamagga yang terdiri diantaranya adalah pikiran benar.
Mengapa demikian ? karena melalui pikiran yang baik, pikiran yang terjaga, pikiran yang penuh konsentrasi maka tindak tanduk seseorang akan terjaga, akan teratur, dan akan mencapai kebijaksannaan,nibanna.
Bagai mana cara kita untuk bisa berlatih mengebangkan pikiran yang baik ? yaitu salah satunya dengan bermeditasi, mengebangkan cinta kasih kita, seperti yang telah tertera dalam karaneametta Suta.
Dijelaskan bahwa “Jangan menipu orang lain
Atau menghina siapa saja.
Jangan karena marah dan benci
Mengharapkan orang lain celaka.