Mohon tunggu...
Pramitha Wahyuninggalih Soeharto
Pramitha Wahyuninggalih Soeharto Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang pengangguran yg suka corat-coret

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebo Konyol di Gedung Abu-abu

25 Februari 2012   04:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:49 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

11 September 2011

Senja yang begitu sempurna, langit cerah menawarkan ribuan pesona. Semakin lengkap dengan kemilau lembayung, aku mengagumi lukisan Tuhan yang maha indah. Cantik banget deh!

Aku masih duduk santai dibawah pohon mangga,dengan notebook yang tetap setia menemaniku. Aku tak pernah bosan menatap layar datar didepanku, apalagi saat ini aku baru mendapat undangan dari salah satu grup difacebook, yupz reuni SMA!!! seneng banget setelah 3 tahun aku tak pernah berkumpul dengan teman-teman SMA dan guru-guru akhirnya bisa ketemu mereka apalagi ini reuni akbar dari alumni angkatan 1 sampai 5, lumayan banyak pasti rame!

Ingatanku melayang, kembali terbang dan tersangkut dimemori 5 tahun lalu, kenangan manis yang penuh kekonyolanku. Aku senyum-senyum sendiri mengingatnya.

14 Mei 2006

Kuuukuruyuk,kuuukuruyuk,kuuukuruyuk

Suara jago imitasi yang terus berbunyi dari alarmku, namun aku masih tersangkut dialam mimpi, dan diatas tempat tidurku aku masih mendengkur dengan posisi nungging dan iler menghiasi pipiku. (Busyet! Bayangkan cewek dengan bodi kontener masih ngebo saat jam sudah nunjukin 06.15 WIB)

Pintu kamarku digedor berkali-kali bahkan karena tak sabar adikku Akasa Mega Dipati Putra masuk ke kamarku dan mencoba menarik kakiku namun apa daya badan mungil kaya sapu lidi itu tak akan kuat menarik bodi semokku.

"iiiih mbak diar kebo banget sih, udah siang nih banguuuuuun!!!" Teriak aka

Hening. . . . . hanya suara dengkuranku yang masih terdengar merdu

"mbak Diar,banguuun! nanti telat baru tahu rasa loh! sekolahmu kan jauh" Aka mulai kesal dan meninggalkanku yang tetap mendengkur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun