* Syiah menggunakan 4 buah kitab hadist: Kitab al Kafi, Manla yahduruhu al Faqih, Tadhib al Ahkam dan Al Istibsar. * Ibadi ( dominan di Oman) berpegang kepada hadist Tartib al Musnad.
* Ahmadiyah berpegang kepada hadist yang sama dengan Sunni.
* Selain keempat golongan tersebut ada pula segolongan kecil Islam yang tidak mau berpegang kepada hadist apapun, dikenal sebagai Qur'anist/Qur'aniyyah. Ini akan dibahas terakhir.
Literatur hadis didasarkan pada laporan lisan yang beredar di masyarakat setelah kematian nabi Muhammad. Berbeda dengan Alquran, hadis tidak disusun dengan cepat dan ringkas selama dan segera setelah kehidupan nabi Muhammad (570 -- 632/40H ). Hadis dievaluasi dan dikumpulkan ke dalam koleksi besar selama abad 8 dan 9, sekitar 200 tahun setelah jaman nabi Muhammad.
Matan dan Isnad
Dua aspek utama dari sebuah hadits adalah teks dari laporan (matan) yang berisi narasi aktual, dan rantai perawi (isnad), yang mendokumentasikan rute dimana laporan tersebut dikirimkan. Isnad adalah upaya untuk mendokumentasikan bahwa sebuah hadits benar-benar berasal dari Muhammad.
Isnad secara harfiah berarti 'dukungan', dan dinamai demikian karena kepercayaan ahli hadits atasnya dalam menentukan keaslian atau kelemahan sebuah hadis. Isnad terdiri dari daftar kronologis perawi, masing-masing menyebutkan darimana mereka mendengar hadis tersebut, sampai menyebutkan penggagas matan beserta matan nya sendiri.
Orang pertama yang mendengar hadis adalah sahabat yang menghapalnya dan kemudian menyampaikannya kepada orang-orang setelah mereka. Kemudian generasi selanjutnya menerimanya, sehingga menyampaikannya kepada orang-orang setelah mereka dan seterusnya. Jadi sahabat nabi akan berkata, "Saya mendengar Nabi mengatakan hal itu dan itu." Orang selanjutnya akan berkata, "Saya mendengar seorang sahabat berkata: 'Saya mendengar Nabi....'". Orang selajutnya akan kemudian berkata : "Saya mendengar seseorang berkata: 'Saya mendengar seorang sahabat berkata: ' Saya mendengar Nabi ... " dan seterusnya. Â
Koleksi hadis Sunni dan Syiah berbeda karena para ilmuwan dari dua tradisi berbeda mengenai keandalan perawi dan penerima. Perawi dari sisi Abu Bakar dan Umar dipandang tidak dapat dipercaya oleh Syiah. Narasi yang bersumber pada Ali dan keluarga Muhammad lebih diutamakan. Sebaliknya para ilmuwan Sunni mempercayai perawi seperti Aisah, yang ditolak Syiah. Perbedaan dalam koleksi hadis telah mengakibatkan perbedaan dalam praktik ritual dan hukum syariah dan telah membuat garis pemisah yang bertambah jelas antara dua tradisi tersebut.
Umat Islam tidak menyangkal adanya hadis palsu, namun meyakini bahwa melalui jerih payah para ahli hadis, hadis palsu ini telah banyak dihilangkan.
Kritik terhadap Hadis