Batu hitam di atas tanah merah,
Pohon beringin seakan jadi teman setiamu,
namun pohon kemuning akan segera kutanam,
Suatu saat kan menjadi peneduhmu,
Meskipun hanya jasadmu bersemayam di sini,
Biarkan aku tafakur bila rindu kepadamu,
Walau tak terucap aku sangat merasa kehilangan
sebagian semangatku, ada dalam doamu,
Warisan yang kau tinggal adalah petuah sederhana,
Aku catat dalam jiwa
dan coba kujalankan,
Meskipun aku tak dapat menunggu
Imusa terakhir, namun aku tak kecewa,
mendengar engkau berangkat dengan senyum yang ikhlas,
dan aku yakin kau cukup membawa bekal,
dan aku bangga pada jati dirimu,
Kanda aku janji
akan kukirim do'a yang pernah kau ajarkan
kepadaku,
Setiap sujud sembayang engkau selalu hadir terbayang,
Tolong bimbing aku walaupun engkau ada di sana ...
Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engaku berangkat dengan tenang,
Sesungguhnya aku belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau pasti tlah memaafkan aku
Air hujan mengguyur sekujur bumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakal,
Kanda aku mohon maaf atas keluputan yang aku sengaja
maupun yang tidak disengaja ...
Ya Robb ...
Terangi dia dengan sinara surgaMu
seiring doa untuknya kanda tercinta.
(Bandoraja, 3 Nopember 2011)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI