Mohon tunggu...
Arfan Arifuddin
Arfan Arifuddin Mohon Tunggu... Tutor - Wiraswasta

Saya Arfan Arifuddin berprofesi sebagai pengajar OSN/KSM dan juga sebagai konten kreator juga penulis freelancer pemain gitar. Hobi baca buku, traveling, musik, penelitian.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Soekarno

6 Juli 2023   14:53 Diperbarui: 6 Juli 2023   15:04 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau dikenal sebagai putera sang fajar

Lahir ketika matahari sudah tampak menyapa

Seakan menyambut seorang manusia juara

Lahir membawa api membara pembuka dunia

Berdiri tegak dengan tongkat di tangan

Berbicara lantang keras terang nan jantan

Ribuan kata engkau lontarkan penuh makna

Hidupkan hati yang gelap menjadi terang menyala

            Engkau berapi-api berbicara sudah mulai dahulu kala

            Ketika tanah tempatmu berpijak masih di rampas tuan tanah

            Menjadi budak rendah bangsa penjajah yang hina dina

            Terkulai lemah tak berdaya ditengah upaya yang membahana

Engkau adalah Bapak penyambung lidah rakyat jelata

Melawan tanpa menyerah walau harus terpenjara

Haus akan kebebasan untuk semua kalangan bangsa

Menuntunmu menuju sebuah kursi singgasana

            Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Kuasa

            diizinkanNya kau membuka gerbang kebebasan

            Membawa angin merdeka yang ditunggu sejak lama

            Ketika semua telah kehilangan jati diri sebagai tuan rumah

Kini kau dikenal tidak hanya di tanah kelahiranmu

Semua seantero dunia memuja dirimu sebagai sebuah bintang

Bintang yang terang menggelegar menghimpun manusia

Dalam pelukan kata-kata yang membius semua jiwa yang setia

Kini setelah semua yang engkau persembahkan

Tak lagi menjadi tanda bagi mereka untuk memori indah

Akhir dari dirimu kini hanya sebuah benci semata

Dari bencana yang datang tak kunjung menyebut nama

Terdiam dan membisu yang bisa kau nikmati penuh luka

Tergolek lemas dan tak berdaya oleh suatu peristiwa

Sang putra fajar ditinggalkan oleh semua yang dulu ada

Derita sepi tak berujung membuatmu lupa akan dirimu siapa

            Kepergianmu tak ada kabar berita yang bersuara

            Engkau berlalu begitu saja tanpa ada yang menyapa

            Langit mendung menjadi saksi perginya sang juara

            Yang telah berjuang tanpa kenal lelah dan menderita

Aku hanya bisa melihat potret nan gagah

Tergambar dalam kanvas seakan hidup nyata

Mengenang semua delik cerita sang arjuna

Menjadi potret terkenang sepanjang masa

           

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun