Mohon tunggu...
sukarti dimejo
sukarti dimejo Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas

berusaha menikmati hidup dengan menulis, terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mendadak Bangun

22 Agustus 2024   05:17 Diperbarui: 22 Agustus 2024   08:56 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Hunters Race on Unsplash   

"Jadi selama ini gue salah?"

"Lha iya lah! Coba ayo berhitung. Jangan sembunyi dibalik sanjungan banyak orang, kalau lu itu sudah sukses!"

"Ayo! Huh!"

Haning dan Jojo serentak diam tak bercakap lagi, hanya hembusan-hembusan nafas marah, goresan-goresan pena, dan ketukan jemari mereka pada ponsel yang terdengar. Sementara itu dari pojok kafe lirih terdengar sebuah lagu sendu, seperti ingin mendinginkan dua hati yang sedang dilanda amarah, karena ego, pendapat dan pola pikir yang sedang saling berbenturan.

Benar kan gue ini sukses, orang sukses, mahluk hebat, pintar dan... aha ha, gumam Haning saat goresan penanya menyuratkan angka-angka besar, berdigit-digit. Matanya melirik nakal, bibirnya menyudut, menyibir sosok laki-laki kumal di depannya, yang sangat getol menantangnya untuk berlogika, bernalar, berhitung dengan benar.

"Selama ini lu salah!"

"Apa?"

"Apa? Gue nggak bicara!"

"Hah?" Haning terkejut dengan jawaban Jojo. Kalau tadi Jojo tidak bilang bahwa ia salah, lalu itu tadi suara siapa? Digaruknya kepala yang tidak gatal, diteguknya gelas yang telah kosong isinya, mirip orang gila!

Krr.. krrr ... krrr

"Tuh hape lu bunyi!" seru Jojo mengagetkan Haning

"Eh eh iya, huh!"

"A apa pa?"

"Tuh kan!"

"Huh!"

Haning tak bisa menyembunyikan keresahan hatinya, sebuah pesan dari papanya membunuhnya tiba-tiba, menghancurkan angkuh hatinya, memaksanya menjatuhkan air mata.

"Lah nangis"

"Diem lu Jo!"

"Bener kan Ning! Kalau elo itu belum sukses, buktinya lo malah nangis, boleh kutebak wa nya?"

"Pa an?"

Jojo terkekeh-kekeh, seperti mampu membaca pikirannya. Haning tak mampu membendung air matanya, makin deras. Egonya terbang jauh, pesan-pesan panjang dari papanya melayang-layang di depan matanya,

[ Nak, gimana, udah ada belum uangnya? Sebentar lagi pihak bank mau datang menagih cicilan hutang, kalau telat, rumah kita bisa disita, dan papa tak tahu harus tidur dimana ha ha ha... eh, papa yakin kok kamu bisa segera tf papa, bukankah gajimu udah banyak? He he he]  

"Tuh kan!"

"Huh!"

"Apa!"

"Elo tuh belum sukses Ning, elo bilang udah sukses, gaji besar, jabatan ok, karir mulus... tapi eh belum bisa balikin biaya kuliah yang elo minta dari papa elo, padahal papa elo  minjem uang bank buat bayar kuliah elo! Ingat-ingat, brapa biaya kuliah lu! 400 jutaan kan? Belum termasuk biaya makan dan lain-lain selama empat tahun plus lain-lain alias biaya maen elo? Ya nggak? Ya nggak?"

"Huh!"

"Apa!"

"Kalau cuma gaji umr lebih dikit, dikit lebih, sampe brapa lama elo  bisa ngembaliin uang papa lo? Papa elo kan nggak ngerti kayak gue, gue tuh ngerti, ratusan juta nggak sepadan dengan hasil, hasil cuma jadi karyawan gaji umr-an lebih dikitan"

"Eh eh iya, huh!"

"A apa pa? Sadar? Telat!"

"Apaan, aku nggak telat, aku masih mens kok.."

"Dasar!"

"Woi Ning, 400-an juta cuma hasilin kertas yang ditukar dengan status karyawan, gaji umr-an lebih dikitan, dengan lebih dulu ngemis-ngemis aka lamar kerjaan, otak lu waras nggak sih Ning?"

"Eh eh iya, huh!"

"Starting point sukses lu itu, kalo lu bisa mbalikin uang kuliah lu, dari gaji lu, bukan gaji pertama lu, jabatan lu, karir sukses lu!"

"Kalau lu hitung 400 jutaan ditambah lain-lain biaya hidup, anggep aja total 600 jutaan dibagi gaji umr-an lebih dikit, dikit lebih lu, jadinya brapa tahun? Hah!"

"Diem lu Jo!"

"Gimana gua mo diem, kalo papa lo terancam homeless Ning!"

"Dasar!"

Haning tak mampu membendung air matanya, makin deras mengalir. Egonya terbang jauh, pesan-pesan panjang dari papanya melayang-layang lagi di depan matanya. Papa, papa, aku harus bagaimana? Salahkah aku.. salahkah papa?"

.

Malam sepi, nyanyi sunyi, dibalik tirai aku mengadu. 

doa doa tak berlagu berkumandang ke cakrawala, meniup hasrat, matikan pedih. 

O nyanyian malam, tarian bintang, terbangkan aku ke alam maya... 

tutupkkan mataku dari keinginan dunia....

.

.


*Catatan:

lu/lo/elo = kamu

umr = upah minimum regional

tf = transfer, transfer uang

wa = whatsapp

.

.

akhir Agustus 2024

miss sukarti dimejo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun