Mohon tunggu...
sukarti dimejo
sukarti dimejo Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas

berusaha menikmati hidup dengan menulis, terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mendadak Bangun

22 Agustus 2024   05:17 Diperbarui: 22 Agustus 2024   08:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Woi Ning, 400-an juta cuma hasilin kertas yang ditukar dengan status karyawan, gaji umr-an lebih dikitan, dengan lebih dulu ngemis-ngemis aka lamar kerjaan, otak lu waras nggak sih Ning?"

"Eh eh iya, huh!"

"Starting point sukses lu itu, kalo lu bisa mbalikin uang kuliah lu, dari gaji lu, bukan gaji pertama lu, jabatan lu, karir sukses lu!"

"Kalau lu hitung 400 jutaan ditambah lain-lain biaya hidup, anggep aja total 600 jutaan dibagi gaji umr-an lebih dikit, dikit lebih lu, jadinya brapa tahun? Hah!"

"Diem lu Jo!"

"Gimana gua mo diem, kalo papa lo terancam homeless Ning!"

"Dasar!"

Haning tak mampu membendung air matanya, makin deras mengalir. Egonya terbang jauh, pesan-pesan panjang dari papanya melayang-layang lagi di depan matanya. Papa, papa, aku harus bagaimana? Salahkah aku.. salahkah papa?"

.

Malam sepi, nyanyi sunyi, dibalik tirai aku mengadu. 

doa doa tak berlagu berkumandang ke cakrawala, meniup hasrat, matikan pedih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun