"Tapi ia membuatku gila dengan perkosaannya!"
"Kau melanggar laranganNya, yaitu menghormati orangtua!"
"Durhaka!"
"Apa? Kau mengataiku durhaka?"
"Aaahh!"
"Aaahhh! Kobis!" Paul memukul-mukul kepalanya yang tak ada, sebab ia memang sudah tak ada, hanya seonggok jiwa, yang dinilai dengan tinta merah, nilai buruk, tercetak dengan huruf italik. Sang pembawa buku tak peduli dengan perlakuan sang wanita atas perjalanan hidupnya, sejak balita hingga tua. Yang ada hanya, kalimat-kalimat penghakiman, yaitu: kamu berdosa, kamu berdosa, kamu tidak menghormati orangtua!
"Aaahh!"
.
.
Jika aku senja, aku kan menawarimu cakrawala..
Jika aku malam, aku kan menyelimutimu dengan kiasan..