Ada ketenangan dalam mata Tito. Nyaman. Bayangan itu memang ada dalam dirinya. Tapi gadis itu jatuh hati seutuhnya. Bukan embel-embel karena mirip ayah. Apalagi mencari bayangan ayah dalam diri pelukis itu.
***
Seorang laki-laki sedang duduk. Di ruangan besar penuh dengan kanvas. Mencampur warna merah dan biru. Menuang sedikit air. Menyatukan dengan kuas nomer empat. Ukuran sedang. Cukup untuk membuat siluet wajah gadis yang dikaguminya. Jari- jari berkelok membuat garis dengan tegas.Tidak sedikitpun ada keraguan. Dunianya sepi. Tanpa suara.
Rania berjalan mendekati laki-laki itu. Perlahan berdiri disampingnya. Tito tersenyum menatap Rania. Meletakkan kuas di atas meja. Diangkat kedua tangan. Merangkai huruf dengan jari-jari. Mengucapkan "Apa kabar cantik ?" dalam bahasa isyarat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H