Visi Guru Penggerak ( Modul 1.3)
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran, maka harus memilki Visi guru penggerak yang berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) melalui konsep ATAP dan BAGJA. Pada konsep terebut dapat juga digunakan sebagai pengelolaan sumber daya yang ada disekolah. Hal ini sesuai dengan Cooperrider & Whitney (2005), yang menyatakan bahwa Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Dengan memahami visi masing-masing guru, maka modal manusia yang dimiliki mampu dimaksimalkan secara berkesinambungan.
Budaya Positif ( Modul 1.4)
Agama dan Budaya adalah salah satu modal atau asset yang dimiliki sekolah. Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan budaya yang mendukung segala bentuk perkembangan murid, dengan tujuan memanusiakan manusia dengan menerapkan disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, sehingga akan menghasilkan out put dari peserta didik yang memilki karakter kuat dimasa depan. Misalnya dengan melakukan restitusi akan menciptakan peserta didik yang memiliki karakter positif dimasa depan dan juga mampu bertanggung jawab atas segala apa yang mereka lakukan, bahwa setiap pilihan dari mereka ada konsekuensinya.
Pembelajaran Diferensiasi ( Modul 2.1)
Pembelajaran Berdiferensiasi membantu murid memaksimalkan potensi yang adad lam diri mereka. Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah cara dalam pembelajaran yang sangat berpihak kepada siswa, sesuai dengan kesiapan belajar siswa dan profil belajar siswa yang berbeda sesuai dengan keunikannya. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus sudah melaksakanan pemetaan. Dalam proses pembelajaran berdifrensiasi akan sangat dapat terwujud, jika pemanfaatan sumber daya yang ada disekolah seperti guru dan murid, seta modal lingkungan, modal fisik dan yang lainnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenali setiap murid diharapkan mampu menggali modal manusia yang ada di sekolah yaitu murid yang berkualitas.
Pembelajaran Sosial dan Emosional ( Modul 2.2)
PSE juga memiliki hubungan dengan asset manusia, yaitu guru dan murid. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan strategi atau cara seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah, yang menenkankan pada keterampilan dan pengelolaan mengenai aspek-aspek sosial emosional. Teknik mindfulness juga dapat dijadikan strategi bagaimana acara mengelola sumber daya manusia, yakni murid sehingga melalui tahap tersebut potensi kecerdasan sosial emosional anak bisa berkembang optimal. Ketika manusia mampu mengelola kemampuan sosial emosional maka dia pun pasti akan dengan mudah mengembangkan potensi lain yang ada dalam dirinya, sehingga modal manusiaa bisa dimaksimalkan.
Coaching ( Modul 2.3)
Teknik coaching juga merupakan usaha memaksimalkan modal manusia. Coaching merupakan sebuah strategi atau acara seorang pemimpin pembelajaran untuk melakukan pengembangan kekuatan diri pada diri anak dengan menuntun, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Pada proses Coachee memberikan kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak, yang didalamnya terdapat Coach sebagai pengembangan kekuatan dan potensi pada coachee sebagai lawan bicara. Coaching membantu kita mengambil keputusan atas permasalahan kita sendiri dengan kesadaran penuh dan bertanggung jawab.
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab ( Modul 3.1)