Mohon tunggu...
Dewi Puspitasari
Dewi Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 5 SDN Pagedangan 01

Saya adalah Guru di SDN Pagedangan 01. Saya suka menulis. Saya bergabung disini dengan harapan, saya bisa meningkatkan kemampuan menulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

14 Mei 2023   09:58 Diperbarui: 14 Mei 2023   10:00 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya, salam kebajikan.

Apa kabar para pembaca yang budiman? Semoga kesehatan dan keberkahan selalu menyertai kita semua, aamiin.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menuliskan Koneksi Antar Materi Modul 3.2 yaitu Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Di sini CGP diminta untuk membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak atau materi sebelumnya. CGP dapat menggunakan pertanyaan yang sudah di sediakan LMS dalam membuat kesimpulan tersebut. Selamat membaca.

Pertanyaan pertama, Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah?

Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali, menggali, menganalisis, dan memetakan potensi sumber daya / aset utama daerah / ekosistem sekolahnya serta  mampu mendukung komunitas sekitar agar dapat memanfaatkan dan memberdayakan seluruh sumber daya aset- aset tersebut seoptimal mungkin untuk mewujudkan perubahan dalam pembelajaran yang berpihak pada murid secara berkesinambungan. 

Sumber daya yang terdapat di sekolah merupakan sebuah ekosistem dimana terjadinya interaksi atau hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara komponen dalam ekosistem, yaitu dalam hal ini adalah komponen biotik yaitu unsur yang hidup dan komponen abiotik, yaitu unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. 

Faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup) ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya, seperti hubungan antara Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua dan Masyarakat sekitar sekolah. Sedangkan faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan dan Sarana dan prasarana.

Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki sekolah, serta dua komponen penting dalam ekosistem sekolah, maka sudah seharusnya sebagai pemimpin pembelajaran diharuskan bisa memetakan 7 aset atau modal utama dalam sekolah dan tugas sebagai pemimpin adalah bagaimana mengelola ketujuh aset sekolah atau sumber daya tersebut untuk kepentingan dan kemajuan sekolah. 7 Modal Utama atau sumber daya sekolah tersebut Adalah : Modal Manusia, Modal Fisik, Modal Sosial, Modal Finansial, Modal Politik, Modal Lingkungan/ Alam, Modal Agama dan budaya. Setelah memahami 7 Modal utama Seorang pemimpin pembelajaran harus menerapkan pemikiran yang berbasis asset atau asset based thinking.

Seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengelola asset yang ada dengan pendekatan positif agar bisa memanfaatkan asset yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang berkualitas, sehingga bisa mewujudkan siswa yang selamat dan bahagia". Ada dua pendekatan berfikir dalam pengelolaan asset yaitu Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan melihat dengan cara pandang negatif. memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Kemudian berikutnya adalah Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah memusatkan pikiran pada kekuatan positif, pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Dalam hal ini Pendekatan berbasis aset yang harus dapat diterapkan oleh Pemimpin Pembelajaran

Lalu, Apa pentingnya berfikir berbasis asset? Dengan berfikir berbasis aset maka kita bisa fokus pada asset atau kekuatan, merangsang proses berpikir, merangsang otak ke arah kemajuan dan solusi, jika berfikir berbasis kekurangan, maka sebaliknya akan menghambat proses kemajuan, sehingga memunculkan banyak peluang, membuka jalan, membuka banyak kesempatan dan kekuatan sehingga apa yang kita inginkan bisa tercapai. 

Dengan berfikir berbasis aset juga kita bisa membayangkan masa depan, dengan berorientasi atau membayangkan masa depan itulah maka akan banyak membuka kesempatan dan peluang untuk mewujudkan masa depan yang kita inginkan. Dengan berfokus pada masa depan, melihat potensi yang ada, apa yang sudah berkembang dan apa yang sudah berjalan. 

Kemudian dengan berpikir berbasis aset maka kita bisa berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih, sehingga kita fokus untuk belajar dari kesusksesan yang telah diraih, memaksimalkan potensi yang ada untuk meraih kesuksesan selanjutnya. Berfikir berbasis aset juga membantu mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya yang ada juga membantu merancang rencana berdasarkan visi dan dan kekuatan.

Pertanyaan kedua, Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

Dari berberapa sumber daya yang ada disekolah tentu memiliki kontribusi dan hubungan dalam membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas apabila sumber daya tersebut dikolola dengan tepat. Pengelolaan sumber daya yang tepat dan dapat mendorong pada proses pembelajaran di kelas menjadi lebih berkualitas merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah. Modal manusia sebagai sumber daya manusia, yaitu guru dan tenaga kependidikan sebagai salah satu modal yang berkorelasi langsung pada peningkatan pembelajaran yang berkualitas. Sekolah dapat memotivasi guru untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri melalui bimtek, diklat, workshop dan kegiatan lain yang mendukung kompetensi diri kekinian.

Pengelolaan modal lingkungan dipadu dengan modal fisik akan berkorelasi dengan peningkatan pembelajaran murid. Lingkungan sekolah yang kondusif dari segi sosial maupun politik akan menciptakan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan dan berpihak pada murid. Sumber daya ini sebagai aset sekolah dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Modal sosial melalui kegiatan KKG untuk meningkatkan kompetensi guru. Kerjasama dengan Puskesmas untuk meningkatkan mutu kesehatan di sekolah. Modal fisik adalah bangunan dan sarana prasarana yang dapat dimanfaatkkan sesuai dengan bentuk dan pemanfaatanya, misalnya gedung utama, sarana prasarana pendukung di sekolah. Modal lingkungan/alam yang ada disekitar sekolah adalah sumber daya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, seperti memanfaatkan lingkungan menjadi area apotik hidup, atau tempat sumber belajar tentang obat dan pemanfaatannya.

Modal finansial dengan membuat rencana kerja anggaran sekolah sesuai prioritas dan kebutuhan sekolah sehingga mendukung untuk keberlangsungan proses pembelajaran manjadi lebih berkulitas. Modal politik berupa kerjasama atau kemitraan dengan instansi/dinas terkait yang di pemerintah daerah untuk mendukung program-program sekolah. Misal dengan Pemerintah Desa. Modal agama dan budaya untuk membantu pembelajaran menjadi lebih berkualitas yakni melestarikan budaya kearifan lokal misal tradisi atau budaya sekitar, memperingati hari besar nasional keagamaan melibatkan tokoh agama disekitarnya.

Pertanyaan ketiga, Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

Nilai Filosofi Ki Hadjar Dewantara ( Modul 1.1)

Ki Hajar Dewantara dengan filosiofinya yang mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan,adalah menuntun segala kekuatan kodrat (kodrat alam dan kodrat zaman) yang pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Sehingga guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat melakukan proses pembelajatan yang menyenagkan, dan berpihak pada murid,sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, karena murid bukanlah kertas kosong, namun setiap murid memiliki potensi yang berbeda-beda, dan tugas kita sebagai guru hanya menuntun dan menebalkan potensi yang sudah mereka miliki. Dengan mengenali dan memanfaatkan segala asset yang ada di sekolah di sekitar, diharapkan tujuan Pendidikan tersebut tercapai.

Nilai dan Peran Guru Penggerak ( Modul 1.2)

Guru sebagai pondasi utama dalam Pendidikan, atau sebagai pendidik merupakan bagian dari 7 modal utama, yaitu sebagai modal manusia, dalam hal ini guru sebagai pemimpin pembelajaran , harus memiliki nilai dan peran yang sangat penting dalam proses belajar dikelasnya, sehingga nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid harus dijadikan landasan dalam terciptanya pebelajar yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dan guru juga harus dapat berperan dalam membangun sinergi dilingkungan sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid. Dengan nilai dan peran guru tersebut, maka akan menciptakan manusia unggul dengan memanfaatkan modal atau aset yang sudah ada.

Visi Guru Penggerak ( Modul 1.3)

Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran, maka harus memilki Visi guru penggerak yang berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) melalui konsep ATAP dan BAGJA. Pada konsep terebut dapat juga digunakan sebagai pengelolaan sumber daya yang ada disekolah. Hal ini sesuai dengan Cooperrider & Whitney (2005), yang menyatakan bahwa Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Dengan memahami visi masing-masing guru, maka modal manusia yang dimiliki mampu dimaksimalkan secara berkesinambungan.

Budaya Positif ( Modul 1.4)

Agama dan Budaya adalah salah satu modal atau asset yang dimiliki sekolah. Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan budaya yang mendukung segala bentuk perkembangan murid, dengan tujuan memanusiakan manusia dengan menerapkan disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, sehingga akan menghasilkan out put dari peserta didik yang memilki karakter kuat dimasa depan. Misalnya dengan melakukan restitusi akan menciptakan peserta didik yang memiliki karakter positif dimasa depan dan juga mampu bertanggung jawab atas segala apa yang mereka lakukan, bahwa setiap pilihan dari mereka ada konsekuensinya.

Pembelajaran Diferensiasi ( Modul 2.1)

Pembelajaran Berdiferensiasi membantu murid memaksimalkan potensi yang adad lam diri mereka. Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah cara dalam pembelajaran yang sangat berpihak kepada siswa, sesuai dengan kesiapan belajar siswa dan profil belajar siswa yang berbeda sesuai dengan keunikannya. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus sudah melaksakanan pemetaan. Dalam proses pembelajaran berdifrensiasi akan sangat dapat terwujud, jika pemanfaatan sumber daya yang ada disekolah seperti guru dan murid, seta modal lingkungan, modal fisik dan yang lainnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenali setiap murid diharapkan mampu menggali modal manusia yang ada di sekolah yaitu murid yang berkualitas.

Pembelajaran Sosial dan Emosional ( Modul 2.2)

PSE juga memiliki hubungan dengan asset manusia, yaitu guru dan murid. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan strategi atau cara seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah, yang menenkankan pada keterampilan dan pengelolaan mengenai aspek-aspek sosial emosional. Teknik mindfulness juga dapat dijadikan strategi bagaimana acara mengelola sumber daya manusia, yakni murid sehingga melalui tahap tersebut potensi kecerdasan sosial emosional anak bisa berkembang optimal. Ketika manusia mampu mengelola kemampuan sosial emosional maka dia pun pasti akan dengan mudah mengembangkan potensi lain yang ada dalam dirinya, sehingga modal manusiaa bisa dimaksimalkan.

Coaching ( Modul 2.3)

Teknik coaching juga merupakan usaha memaksimalkan modal manusia. Coaching merupakan sebuah strategi atau acara seorang pemimpin pembelajaran untuk melakukan pengembangan kekuatan diri pada diri anak dengan menuntun, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Pada proses Coachee memberikan kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak, yang didalamnya terdapat Coach sebagai pengembangan kekuatan dan potensi pada coachee sebagai lawan bicara. Coaching membantu kita mengambil keputusan atas permasalahan kita sendiri dengan kesadaran penuh dan bertanggung jawab.

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab ( Modul 3.1)

Pemimpin pembelajaran pastinya akan selalu berhadapan dengan dua situasi yakni, dilema etika dan bujukan moral yang dituntut pada pengembilan keptusan. Sebagai pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang baik, diharapkan pada pengambilan keputusan tersebut dengan mengedepankan keputusan-keputusan yang bermanfaat bagi seluruh elemen yang terlibat didalamnya,yaitu dengan langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarakn 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Prinsip tersebut sanat penting karena hal ini sangat terkait dengan pengelolaan sumber daya yang ada disekolah. Dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, seorang pemimpin pasti akan lebih mudah menemukan, menggali dan mengeksplore aset-aset yang ada di dalam komunitasnya.

Pertanyaan keempat, Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum saya mempelajari modul 3.2, saya selalu fokus dan berpikir berbasis kekurangan, hal yang saya ceritakan dan saya cari adalah kekurangan-kekurangan yang ada di sekitar saya sehingga saya melupakan aset kekuatan yang ada di sekitar. Hal tersebut menyebabkan tidak jarang perasaan yang timbul adalah, perasaan yang marah, pesimis, negatif sehingga berakhir dengan kegagalan dan tidak ada perkembangan apapun atau stagnan. Namun setelah mempelajari modul 3.2 ini, sudut pandang mengenai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ini menjadi berubah, karena ternyata seorang pemimpin harusnya selalu mengedepankan pola pikir berbasis kekuatan/aseet, sehingga hal tesebut membuat kita akan berpikir postif dengan memanfaatkan sumber daya atau aset yang ada disekelilingya. Awalnya terasa sulit bagi saya, karena setiap berfikir aset kekuatan selalu tersandung dengan kekurangan yang hadir, ya namanya proses, pelan-pelan merubah paradigma pemikiran saya bahwa dimana ada kekuatan disitu pasti ada kekurangan. Tinggal bagaimana kita cara kita untuk focus ke aset kekuatan bukan focus ke aset kekurangan.

Terima kasih sudah membaca tulisan saya ini. Semoga apa yang saya sampaikan lewat tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Saya masih belajar menulis dengan baik, maka dari itu saran, kritik, masukan saya terima dengan tangan terbuka dan hati lapang. Salam Guru Penggerak, TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun