Defisiensi gizi pada remaja putri memiliki risiko lebih besar karena akan berdampak pada kesehatan ibu dan anak selama masa kehamilan dan melahirkan. Berbekal pengetahuan yang paripurna mengenai stunting, remaja dapat menjadi agent of change dengan berkontribusi langsung kepada masyarakat.
Pada beberapa kasus, remaja harus menikah, hamil, dan menjadi ibu, sedangkan pengetahuan sangat terbatas dan belum aware pentingnya gizi dan stimulasi yang tepat.
Apa saja hal-hal yang perlu dilakukan remaja untuk mencegah stunting?
Pertama adalah memastikan kebutuhan zat gizi harian terpenuhi. Melakukan diet adalah sah-sah saja, asalkan dilakukan dengan benar. Diet itu bukannya tidak makan, tapi mengatur pola makan dengan tetap mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang. Bisa diintip metode “Isi Piringku”, yaitu mengisi setengah isi piring dengan buah dan sayur, seperempatnya diisi sumber protein, sisanya diisi dengan sumber karbohidrat kompleks. Jangan lupa air putihnya biar gak tersedak. 8 gelas sehari ciiin..
Kedua, mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah anemia (kurang darah), sebab remaja putri yang sehat setiap bulan mengalami menstruasi. Anemia ditandai dengan gejala mudah lelah, letih, lesu, lemah, lunglai, lebih sering pusing dan mata berkunang-kunang. Beberapa jenis TTD berefek mual, namun bisa disiasati dengan menghindari minum TTD saat perut kosong, atau diminum saat akan tidur malam hari. Makanan beragam, bergizi, dan berimbang tetap diperlukan.
Ketiga adalah membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebagai salah satu cara efektif menangkal berbagai macam penyakit. Tidak merokok, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mandi meskipun barusan putus cinta.
Tiga cara ini saja sebenarnya belum cukup, namun jika terlalu banyak yang ditulis dalam satu artikel, pasti malesin untuk membacanya. So, ini saja dulu. Pengetahuan remaja mengetai stunting harus selalu diupgarde, agar generasi mendatang tidak lagi terbebani dengan beban hidup yang satu ini. Ambil satu peran dalam memutus siklus stunting dengan menjadikan dirimu siap lahir dan batin jika kelak memutuskan untuk menjadi seorang ibu. Mulailah dengan peduli akan kesehatan diri sendiri dan orang-orang tersayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H