Mohon tunggu...
Mimie
Mimie Mohon Tunggu... Dosen - .

.

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat Pilihan

Remaja sebagai Calon Orangtua Keren, Harus Tahu Persoalan Stunting

3 April 2022   14:11 Diperbarui: 3 April 2022   14:37 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi dalam kaitannya dengan penyakit kronis. Sebuah hasil studi di Portugal menemukan bahwa perawakan pendek dikaitkan dengan risiko berat badan berlebih atau obesitas. 

Obesitas dapat menyebabkan penyakit arteri coroner, stoke (terutama iskemik, penyakit pasru obstruktif kronik, kanker paru-paru, diabetes mellitus tipe 2 dan 1, penyakit perlemakan hati non alkoholik, penyakit hati kronis, serta gagal ginjal akut dan kronis. 

Wiiiihhh,, mengerikan juga ternyata yaa. Stunting yang terjadi pada usia dini memiliki implikasi terhadap pencapaian tinggi badan, komposisi tubuh, dan tekanan darah, sehingga ini mungkin mempengaruhi peningkatan risiko metabolisme di hari kemudian. Maaf, di kemudian hari. 

Lalu, apa sajakah penyebab stunting pada balita? Membahas penyebab stunting itu ruwet..ruwet..ruwet, seruwet menjelaskan mengapa harga minyak goreng sudah seperti BBM, ada harga subsidi, harga normal, dan harga premium untuk jenis minyak goreng tertentu. 

Jika dikelompokkan, maka determinan stunting balita terdiri dari variabel anak, orang tua, rumah tangga, dan variabel masyarakat. Variabel anak terkait stunting yaitu bayi berat lahir rendah (BBLR), bertambahnya usia, mendapatkan MP ASI sesuai usia, frekuensi konsumsi makanan ringan yang tinggi, menderita diare akut. 

Variabel orang tua antara lain tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, Indeks Massa Tubuh (IMT) rendah, berpendidikan rendah, mengalami kekerasan fisik, jarak kelahiran yang sempit, durasi menyusui yang lebih pendek. Selain itu, pendidikan kepala rumah tangga juga mempengaruhi kejadian stunting pada anak. 

Variabel rumah tangga antara lain rumah tangga miskin/ status ekonomi rendah, tidak memiliki akses ke air bersih, sanitasi, fasilitas toilet bersama, rumah tangga yang mengalami kerawanan pangan parah, jumlah anak di bawah lima tahun dalam rumah yang banyak. Terakhir variabel masyarakat, terdiri dari tinggal di pedesaan, tidak memiliki akses ke program layanan gizi di Puskesmas, kunjungan antenatal yang tidak memadai. 

Dari sekian determinan stunting, mengapa remaja perlu mengupdate pengetahuannya mengenai stunting?

Stunting itu siklus. Seperti hubungan yang putus-nyambung, siklus toksik seperti ini harus diputus. Stunting merupakan akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama, dimulai sejak 270 hari masa kehamilan, 730 hari setelah kehamilan sampai anak usia 2 tahun atau bahasa topnya adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 

1000 HPK ini merupakan masa kritis, periode emas  yang jika tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kehidupan seorang anak. Remaja merupakan asset dalam upaya pencegahan stunting. 

Edukasi remaja merupakan terobosan sebab merupakan upaya peningkatan pengetahuan gizi sebelum memulai keluarga yang nantinya akan berkontribusi pada kesadaran akan kesehatan ibu dan anak di masa penting kehidupannya, termasuk memutus siklus rantai persoalan stunting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun