Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... Editor - Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah sedekah kebaikan Yang menjadi obat, therapy, Dan berbagi pengalaman hidup untuk manfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Ijinkan Aku Pergi...

20 April 2015   23:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ijinkan aku pergi

apa lagi yang engkau tangisi

semogalah penggantiku

dapat lebih mengerti hatimu . .


sayup sayup kudengar suara Broelly Marantika yang entah untuk saat ini sangat menyentuh hati dan perasaanku


Lelah sudah rasaku mas . . .menunggu kepastian yang sudah hampir 2 tahun ini kutunggu . Bukan waktu yang sebentar mas . Smsku akhir nya mengantarku untuk  mengusik kabarnya  . Setelah hampir 2 tahun pula tidak ada komunikasi yang berarti . Aku hanya bisa terdiam merasakan getar getar rindu mendengar suara laki laki yang sangat kurindukan itu . .

Ingatanku melayang awal perkenalanku di februari tanggal 9- 2013 , Saat itu tanpa sengaja kita diperkenalkan lewat orang ketiga . Entah seperti sudah diatur oleh Tuhan saja . Karyawanmu yang sangat menyayangimu ingin sekali melihatmu memiliki seorang pendamping . Begitu juga temanku yang ternyata berteman dengan karyawanmu ( Sempitnya dunia . . ) . Kehendak Allah juga yang membuatmu langsung sms dan bertanya padaku . . .apakah sudah ada yang kutemukan seseorang yang cocok untukku . Saat kukatakan dengan cueknya , saat ini siapapun masih  bebas mendekatiku , sebelum ada yang berkomitmen denganku . Silahkan mas bersaing dengan mereka , kataku dengan pede nya . Saat itu entah memang sedang banyaknya laki laki yang mendekatiku .

Disitu kulihat ketenanganmu mas , " aku tidak mau bersaing dengan siapapun . ,aku yakin jika aku berdoa dengan khusuk dan memohon dengan ikhlas kamu untukku , pasti allah berikan " katamu mantap  . Aku yang justru malu dan tahluk dengan bahasamu . Entah , apakah setelah itu kamu bertekad menahlukkan hatiku karena ingin membuktikan atau memang ingin mendapatkan hatiku . Nyatanya . . .dengan caramu yang berbeda hatiku kau buat berfikir untuk melihatmu dari seluruh mata batin yang kupunya .

Mas memang tidak menjanjikan apapun , bahkan rayuan sekalipun . Tapi itu justru yang membuatmu berbeda dari yang lain . Walau aku mencoba bertahan untuk jual mahal , sukses mengunci hatiku untuk yang lain , setelah 6 bulan kita berdialog panjang dan diakhiri perjumpaan yang mendebarkan . Kumis tipismu mampu membuatku terpana dalam diam hingga taksi membawa kita tiba didepan rumahku . Memperkenalkanmu pada buah hatiku yang sudah beranjak dewasa . . . dan mengikhlaskanku menjemput bahagia yang telah terbang bersama sang belahan jiwa .

Tanpa awal dan akhiran semua berjalan hingga . . .hari hari rasanya indah dan penuh semangat menjemput hari akhirnya nanti . Tanpa kepastian , tanpa kabar , hingga 2 tahun kujelang . Itu sangat mengusik kewanitaanku mas . Hingga . . .ketika kukabarkan aku terbaring di rumah sakit  via sms itu tadi . . .karena memikirkan harapan kedepan , sebuah suara lembut menggantikan suaramu mas ,  dengan ramahnya dan memperkenalkan diri sebagai istrimu . . .Oh nooo rasanya duniaku saat itu gelap , entah bagaimana keadaanku saat itu , yang kutahu aku terbangun saat suara tangis sayub sayub masuk ketelingaku . Ternyata 3 hari sudah aku tertidur panjang . Hidup !! harus tetap berjalan dengan atau tanpamu .

Kuusaikan kesehatan yang hampir lewat . . untuk menjemput episode harapan berikutnya . Menatap lebih tegar kedepan , melarikan segala nestapa hanya diselembar sajadah panjang yang selalu dihiasi tetesan air mata penyesalan . Meyakini ini adalah kehendak Nya . . .dan mantap kutrima tawaran untuk berkarir di negri orang dengan rasa optimis jauh melesat lebih tajam .

Buah hatiku mengantar hingga terminal keberangkatan Soetha dengan senyum dan kebahagiaan melepas bundanya . Sebuah sms kulayangkan . . ." Ijinkan aku pergi . . .menjemput kebahagiaan dan masa depan tanpamu mas , dan itu keniscayaan . Semoga Engkau Bahagia . . ." singkat tapi membuat senyumku mengembang menatap angkasa masa depan terbayang . Sebuah telpon dari nomer yang belum kukenal dan kuangkat , sebuah suara kenangan kudengar lagi , bertanya dan meminta maaf berkali kali tanpa memberi kesempatan untuk kujawab . 10 menit kemudian , hanya kujawab singkat " Terimakasih . .!! pagi ini aku meninggalkan Indonesia . . .dan kututup untuk kemudian kumatikan , mengingat pengumuman untuk segera masuk ke pesawat .

Apa lagi yang aku tangisi . . .semua telah berlalu .

Griya Tambun , 21 April 2015 " Alun alun Nganjuk membuat ingatanku melayang . . .padanya "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun