ada masa di mana raihan hari ini ada
di julang dengan jauh nya tingal kenangan
dan rindu masih menguntai belengu
Ayah Fazzira sendiri adalah seorang Muslim yang taat, dan sedari kecil ia mengambarkan masa depan Putir yang cerdas, berakhlak mulia. dengan sendi sendi islam di melayu kepulauan dan ayah nya sendiri, pernah berdagang sampai ke Sungai jantan Riau, Indragiri hilir, hingga ke lautan luas di kawasan maritim Sumatera. selat malaka itu pasti, dan samudra adalah tujuan hidup para saudagar semuanya. sekilas siksa kenangan yang kita jalankan, jangah beranjak dulu. dan pastinya semua latar belakang adalah merupakan titik tersembunyi yang akan menjadikan langkah dan kata kata ini bergerak. biar lah Fazzira melewati masa kecil nya yang mungkin di bimbing dengan kendahan gariskan dunia, dan akunya yang berharap demikian. biar ending nya kan mengetarkan dan di mau kemana kan juga arahnya. " di semu nya waktu ada tersimpan perbedaan, dan perbandingan lurus yang sama. dan juga di arah yang berbeda tersimpam rautan perih umat manusia di perjalanan waktu yang mengantarkannya" itu yang di harapkan.
Fazzira masih dalam gengaman orang tuanya
di asuh dengan sukacitanya
ia bermata biru merona
dan ada kisi coklat cinta di mata nya
ayah nya merangkul dengan cinta
cinta seoarang ayah ke putri nya
di mainkan dengan harapan baru di hiasan.