Mohon tunggu...
Misbul Abdillah
Misbul Abdillah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Blogger-man//Penulis Sajak-Indonesia//Linked in: Misbul abdillah/seorang backpackers/Fanpages on facebook: Abdi Backpackers //wiraswasta Beredar di akun twitter @abdi_cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fazzira Zivanka Assiyiriah, Ep 3

14 Juni 2012   16:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misbulabdillah17 Kompasiana.com- Bagaimana pun kondisi nya berjalan hari ini akan tetap ku raih sebagai kenikmatan yang tak terukur, di jalan berbeda. banyak hal yang tersirat tak mungkin juga ke menceritakan nya sebagai narasi dari awal terbentuk langkah tulisan ini, bertanya pun ku di gelapan yang tak pasti tidak dapat juga di raih, lari lah ku sendiri dalam perenungan perenungan malam di kalam malam, dan hanya terlintas gadis lara yang merona, Fazzira ini adalah ketiga perjalanan ku sendiri, menghembuskan nafasmu di sisi ruang baru dunia ini . "musik pengantar di katakan tidak ada, hanya nyanyian pribadi yang bersilau dalam hati, di dendangkan dengan angin malam bergulir mendesir "  di dalam perjalanan, nya ingin juga ku sentuh nafas nya yang terurai dalam hati, di taktikan dengan langkah yang hebat, atau bahkah di tambah dengan kesedihan yang panjang di luruskan dengan kebenaran.gersang dan tak berpenghuni nya malam dalam malam, adalah waktu juga yang terrhenti, di dalam ide ini lahirkan lah ide menarik mungkin, dalam hati ku berujar." tulisan ini sangat penting, dan nafas setiap detik nya adalah goresan makna baru di kemukakan" baru di depan ada ruang yang di impikan.

Penawaran dengan baru di ukirkan

lurus lurus kalimat terjadikan

jadi menjadi baru di gariskan

di harapan dan kelembutan Berlarinya lah detik ini ke ingatan, ku sandingkan lagi di dalam perjalanan kalam nyata ini, tak ada mimpi yang disimpan, jauh dan menjauhkan ide juga tidak bisa di lepaskan di kala rindu nya terbentuk di sudut ruang. Fazzira sendiri adalah imajinasi semu aku nya bukan, lalu ku terbangkan kembali ingatan ini di bagian pantai salah satu pulau pesisir Pulau Lingga, lalu ku diamkan sebentar hari ini di pesisir Sumatera. ada harapan baru jika lalu pagi ada terukir nilai sejarah baru, dan ia ada disana. kita lahirkan Fazzira ini sekarang. ia adalah anak dari Saudagar Persia yang menikah dengan Putri Lokal, pulau lingga. dan dari peranakan nya. Fazzira Zivanka adalah anak melayu Kepulauan Riau, yang ayah nya sendiri berdarah Persia, dan berinteraksi dengan saudagar lokal, minang, dan china, dalam perjalananya. semua telah di rangkum dengan baik dan telah menyatu dengan nyaman dan tentram. nama dan tempat masih ku rahasiakan dan menjadi lampiran hari esok yang akan di lampirkan. yang pastinya, secara garis besar, intinya kita mengenal lebih dekat sosok Fazzira tersebut.

Kembali Fazzira Zivanka Assiyiriah

hari ini terus bermain,engkau bukan anak putri raja

bukan juga orang biasa

tapi kemewahan aksara cinta mu

menjadi bagian dari hidup

mengetarkan hari ini jika terlena

ada masa di mana raihan hari ini ada

di julang dengan jauh nya tingal kenangan

dan rindu masih menguntai belengu

Ayah Fazzira sendiri adalah seorang Muslim yang taat, dan sedari kecil ia mengambarkan masa depan Putir yang cerdas, berakhlak mulia. dengan sendi sendi islam di melayu kepulauan dan ayah nya sendiri, pernah berdagang sampai ke Sungai jantan Riau, Indragiri hilir, hingga ke lautan luas di kawasan maritim Sumatera. selat malaka itu pasti, dan samudra adalah tujuan hidup para saudagar semuanya. sekilas siksa kenangan yang kita jalankan, jangah beranjak dulu. dan pastinya semua latar belakang adalah merupakan titik tersembunyi yang akan menjadikan langkah dan kata kata ini bergerak. biar lah Fazzira melewati masa kecil nya yang mungkin di bimbing dengan kendahan gariskan dunia, dan akunya yang berharap demikian. biar ending nya kan mengetarkan dan di mau kemana kan juga arahnya. " di semu nya waktu ada tersimpan perbedaan, dan perbandingan lurus yang sama. dan juga di arah yang berbeda tersimpam rautan perih umat manusia di perjalanan waktu yang mengantarkannya" itu yang di harapkan.

Fazzira masih dalam gengaman orang tuanya

di asuh dengan sukacitanya

ia bermata biru merona

dan ada kisi coklat cinta di mata nya

ayah nya merangkul dengan cinta

cinta seoarang ayah ke putri nya

di mainkan dengan harapan baru di hiasan.

Fikiran ini masih bermain kembali, tak ada yang bisa merasakan kebahagian yang merata di aksara cinta, adalah kebahagian dunia yang meluruskan sepanjang hidup, di malam ini: " aku tidak berhenti bergerak dan bergerak, menuliskan kembali perlahan lahan, dan menantikan nya kembali yang terputus" pastinya! akan ada getaran hidup setiap goresan yang bermakna. besok ku akan tetap, mecari lagi ide apa juga yang kira kira bisa menyatukan kalimat kalimat yang terpisah ini. dan malam ini biarkan lah menjadi hari baru yang kurang beruntung, tapi dengan ambisi kita untuk menengelamkanya adalah tujuan utama @abdi_cakrawala

Bersambung...


Promentory – Enya Song Lyrics

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun