Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Retail Therapy, Apakah Benar Membantu Mengatasi Kesedihan?

29 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 29 Januari 2025   13:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi retail therapy (sumber:freepik/freepik)

Sebagian orang yang sedang merasa sedih atau stres kerap mengatasi perasaannya dengan berbelanja. 

Bagi mereka, baik berbelanja maupun sekadar window shopping diketahui dapat meningkatkan suasana hati. Fenomena ini dikenal sebagai retail therapy. 

Namun, apakah retail therapy benar-benar efektif dalam meningkatkan kebahagiaan seseorang, atau justru dapat memicu perilaku konsumtif? Yuk, kita bahas lebih dalam aspek psikologis dari retail therapy!

Apa Itu Retail Therapy?

Retail therapy adalah situasi di mana seseorang pergi berbelanja dengan tujuan utama untuk merasa lebih baik. 

Sebuah studi menunjukkan bahwa 62% pembeli membeli sesuatu untuk menghibur diri mereka, sementara 28% lainnya berbelanja untuk merayakan sesuatu. 

Aktivitas ini dipercaya memberikan efek positif tertentu pada otak karena melibatkan unsur harapan dan kejutan.

Secara ilmiah, retail therapy memicu pelepasan endorfin, yaitu neurotransmitter yang membantu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan perasaan senang. 

Selain itu, endorfin bekerja bersama dopamin, yang dikenal sebagai "hormon bahagia." Setiap pengalaman belanja, baik offline maupun online, dapat melepaskan bahan kimia ini, menciptakan sensasi kebahagiaan sementara.

Namun, penting untuk diingat bahwa retail therapy tidak selalu berkaitan dengan perilaku konsumtif. 

Banyak orang yang melakukan retail therapy mampu mengontrol pengeluarannya sehingga aktivitas ini tidak mengganggu kondisi finansial mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun