Namun, implementasi regulasi ini masih jauh dari optimal. Pinjol ilegal tetap beroperasi dengan bebas, sering kali menggunakan trik seperti membuat nama yang mirip dengan pinjol resmi untuk mengelabui masyarakat.
Selain itu, penegakan hukum terhadap pinjol ilegal juga sering kali lambat. Banyak korban yang melaporkan kasusnya ke pihak berwajib, tetapi proses hukum yang panjang membuat mereka enggan melanjutkan.Â
Akibatnya, mereka lebih memilih melunasi utang dengan bunga tinggi daripada berharap pada sistem hukum yang tidak memberikan kepastian.
Kurangnya edukasi finansial di masyarakat juga menjadi akar masalah yang perlu segera diatasi. Banyak masyarakat tidak memahami konsep dasar seperti bunga, tenor, atau risiko utang.Â
Mereka hanya fokus pada jumlah pinjaman yang cair, tanpa menyadari bahwa mereka sebenarnya membayar jauh lebih banyak dari yang mereka pinjam.
Sayangnya, program edukasi finansial yang ada saat ini sering kali hanya ditujukan untuk kelas menengah ke atas.Â
Masyarakat miskin jarang mendapatkan akses ke informasi dasar yang dapat membantu mereka mengelola keuangan dengan lebih baik.
Mencari Solusi: Apa yang Harus Dilakukan?
Fenomena pinjol adalah gejala dari masalah sistemik yang lebih besar: ketimpangan sosial, regulasi yang lemah, dan minimnya edukasi finansial. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah strategis, di antaranya:
- Penegakan regulasi yang lebih ketat untuk memberantas pinjol ilegal dan melindungi data pribadi masyarakat.
- Program edukasi finansial yang inklusif, menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan.
- Peningkatan akses ke layanan keuangan formal, seperti koperasi atau bank, dengan syarat yang lebih inklusif bagi masyarakat miskin.
- Peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya pinjol melalui kampanye yang melibatkan komunitas lokal, tokoh agama, dan media.
Tanpa langkah-langkah ini, jeratan pinjol tidak hanya akan terus memiskinkan individu tetapi juga memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Kesimpulan
Pinjol bukan hanya masalah individu, tetapi masalah yang mencerminkan kesenjangan sistemik dalam masyarakat kita.Â
Masyarakat miskin menjadi target utama bukan karena mereka lemah, tetapi karena sistem keuangan formal sering kali tidak memberikan ruang bagi mereka.Â