Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena "Kandang Monyet" di Tiktok: Hiburan Murah atau Eksploitasi?

24 November 2024   06:00 Diperbarui: 24 November 2024   06:26 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi konten tiktok (sumber: freepik)

Banyak kreator TikTok yang terlihat rela menurunkan harga diri mereka demi mendapatkan views, likes, dan pengakuan dari audiens. 

Konten-konten semacam ini sering kali dinilai tidak memiliki nilai edukasi atau moral, sehingga memperkuat stigma bahwa TikTok hanya untuk hiburan murahan.

3. Kesederhanaan yang Menyimpang

Kemudahan membuat konten di TikTok sering kali disalahgunakan. Tak sedikit yang memanfaatkan platform ini untuk melakukan hal-hal yang dianggap aneh, konyol, atau bahkan merendahkan diri sendiri. 

Hal inilah yang membuat banyak orang menganggap TikTok sebagai "kandang monyet," di mana kreator seolah-olah "dipajang" untuk menghibur tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap martabat mereka.

Fenomena Joget Demi Gift

Salah satu tren terbaru yang cukup kontroversial di TikTok adalah pekerjaan joget demi gift. Fenomena ini melibatkan kreator, terutama dari kalangan masyarakat menengah ke bawah, yang memanfaatkan fitur live streaming untuk berjoget atau melakukan tantangan demi mendapatkan gift virtual dari penonton.

1. Gift Sebagai Sumber Penghasilan

Gift yang dikirimkan oleh penonton dapat dikonversi menjadi uang. Hal ini membuat live streaming di TikTok menjadi salah satu cara untuk mencari penghasilan tambahan, terutama bagi mereka yang berada dalam situasi ekonomi sulit.

Namun, tidak semua orang melihat fenomena ini sebagai sesuatu yang positif. Sebagian besar kritik mengarah pada anggapan bahwa tren ini merendahkan harga diri para kreator, yang seolah hanya menjadi "alat hiburan murah" demi mendapatkan penghasilan kecil.

2. Kesenjangan Ekonomi dan Kreativitas

Mayoritas kreator yang melakukan joget demi gift berasal dari kalangan menengah ke bawah, yang mungkin memiliki keterbatasan dalam mencari pekerjaan lain. 

Bagi mereka, TikTok menjadi peluang untuk mencari uang dengan cara yang relatif mudah. Namun, hal ini juga memunculkan pandangan bahwa mereka memanfaatkan hiburan murah sebagai alat eksploitasi diri.

Perspektif Psikologis: Mengapa Orang Melakukannya?

Dari sudut pandang psikologi, ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa orang rela berjoget demi gift meskipun tindakan ini dianggap merendahkan martabat:

1. Survival Mode

Dalam kondisi ekonomi yang sulit, banyak orang memasuki "mode bertahan hidup," di mana kebutuhan dasar menjadi prioritas utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun