Banyak kreator TikTok yang terlihat rela menurunkan harga diri mereka demi mendapatkan views, likes, dan pengakuan dari audiens.Â
Konten-konten semacam ini sering kali dinilai tidak memiliki nilai edukasi atau moral, sehingga memperkuat stigma bahwa TikTok hanya untuk hiburan murahan.
3. Kesederhanaan yang Menyimpang
Kemudahan membuat konten di TikTok sering kali disalahgunakan. Tak sedikit yang memanfaatkan platform ini untuk melakukan hal-hal yang dianggap aneh, konyol, atau bahkan merendahkan diri sendiri.Â
Hal inilah yang membuat banyak orang menganggap TikTok sebagai "kandang monyet," di mana kreator seolah-olah "dipajang" untuk menghibur tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap martabat mereka.
Fenomena Joget Demi Gift
Salah satu tren terbaru yang cukup kontroversial di TikTok adalah pekerjaan joget demi gift. Fenomena ini melibatkan kreator, terutama dari kalangan masyarakat menengah ke bawah, yang memanfaatkan fitur live streaming untuk berjoget atau melakukan tantangan demi mendapatkan gift virtual dari penonton.
1. Gift Sebagai Sumber Penghasilan
Gift yang dikirimkan oleh penonton dapat dikonversi menjadi uang. Hal ini membuat live streaming di TikTok menjadi salah satu cara untuk mencari penghasilan tambahan, terutama bagi mereka yang berada dalam situasi ekonomi sulit.
Namun, tidak semua orang melihat fenomena ini sebagai sesuatu yang positif. Sebagian besar kritik mengarah pada anggapan bahwa tren ini merendahkan harga diri para kreator, yang seolah hanya menjadi "alat hiburan murah" demi mendapatkan penghasilan kecil.
2. Kesenjangan Ekonomi dan Kreativitas
Mayoritas kreator yang melakukan joget demi gift berasal dari kalangan menengah ke bawah, yang mungkin memiliki keterbatasan dalam mencari pekerjaan lain.Â
Bagi mereka, TikTok menjadi peluang untuk mencari uang dengan cara yang relatif mudah. Namun, hal ini juga memunculkan pandangan bahwa mereka memanfaatkan hiburan murah sebagai alat eksploitasi diri.
Perspektif Psikologis: Mengapa Orang Melakukannya?
Dari sudut pandang psikologi, ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa orang rela berjoget demi gift meskipun tindakan ini dianggap merendahkan martabat:
1. Survival Mode
Dalam kondisi ekonomi yang sulit, banyak orang memasuki "mode bertahan hidup," di mana kebutuhan dasar menjadi prioritas utama.Â