Banyak individu baru menyadari pentingnya literasi keuangan ketika mereka sudah menghadapi masalah finansial.Â
Beberapa contoh nyata masalah yang sering terjadi adalah:
1. Ketergantungan pada Cicilan
Cicilan sering dianggap sebagai solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan atau gaya hidup.Â
Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa cicilan jangka panjang sering kali memiliki total pembayaran yang jauh lebih tinggi dibandingkan pembelian tunai.Â
Ditambah lagi, keterlambatan pembayaran cicilan dapat memicu denda yang semakin membebani keuangan.
2. Tidak Paham Investasi
Dalam kurikulum pendidikan, hampir tidak ada materi yang membahas pentingnya investasi sebagai alternatif menabung.Â
Padahal, di tengah inflasi yang terus meningkat, investasi merupakan cara yang lebih efektif untuk menjaga nilai uang.
Kendala Guru dalam Mengajarkan Literasi Keuangan
Pentingnya literasi keuangan tidak hanya terletak pada kurikulum, tetapi juga pada kompetensi guru yang mengajarkan topik tersebut.Â
Sayangnya, banyak guru di Indonesia sendiri mengalami tantangan finansial, yang membuat mereka sulit untuk mengajarkan literasi keuangan secara efektif.
1. Masalah Finansial Guru
Gaji guru honorer di Indonesia sering kali sangat rendah, bahkan ada yang hanya mendapatkan Rp1-2 juta per bulan. Dalam beberapa kasus, gaji guru honorer bahkan kurang dari Rp1 juta.
Dengan pendapatan yang minim, banyak guru yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka, apalagi memahami konsep keuangan yang lebih kompleks seperti investasi.