Memiliki rumah sendiri adalah impian bagi banyak orang. Di tengah kenaikan harga properti yang semakin sulit dijangkau, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi utama bagi mereka yang ingin memiliki hunian tanpa harus menunggu uang tunai yang besar.Â
Namun, mengambil KPR bukan hanya tentang kemampuan mencicil, tetapi juga memerlukan strategi yang matang untuk mengelola keuangan jangka panjang. Salah satu keputusan penting adalah menentukan tenor cicilan.
Secara finansial, tenor cicilan yang ideal adalah 10 tahun. Pilihan ini dianggap optimal karena memberikan keseimbangan antara efisiensi pembayaran bunga, kestabilan keuangan, dan peluang investasi masa depan. .
1. Efisiensi dalam Total Pembayaran Bunga
Salah satu alasan utama memilih tenor 10 tahun adalah efisiensi dalam total pembayaran bunga.Â
Saat mengambil KPR, cicilan Anda tidak hanya mencakup pokok pinjaman, tetapi juga bunga yang terakumulasi setiap bulannya.Â
Semakin panjang tenor cicilan, semakin besar pula total bunga yang harus Anda bayarkan ke bank.
Contoh Perhitungan Sederhana:
Misalkan Anda mengambil pinjaman sebesar Rp500 juta dengan suku bunga 7% per tahun. Berikut adalah perbandingan antara tenor 10 tahun dan 20 tahun:
- Tenor 10 Tahun: Cicilan bulanan lebih tinggi, tetapi total bunga yang dibayarkan lebih rendah, misalnya Rp200 juta.
- Tenor 20 Tahun: Cicilan bulanan lebih rendah, tetapi total bunga yang dibayarkan bisa mencapai Rp400 juta.
Dengan tenor 10 tahun, Anda menghemat hingga 50% dari total bunga dibandingkan tenor 20 tahun.Â
Hal ini tentu berdampak besar pada pengelolaan keuangan jangka panjang, karena uang yang Anda hemat dapat dialokasikan untuk kebutuhan atau investasi lainnya.
2. Keseimbangan Antara Beban Bulanan dan Stabilitas Finansial
Memilih tenor 10 tahun juga memberikan keseimbangan antara cicilan bulanan yang masih terjangkau dan kestabilan keuangan jangka panjang.Â