Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

10 Langkah Cerdas agar Tidak Terjebak Drama Cicilan Setiap Bulan

7 November 2024   06:00 Diperbarui: 7 November 2024   14:11 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bingung karena cicilan utang. Sumber: Freepik

Apakah kamu termasuk yang sering merasakan deg-degan saat tanggal jatuh tempo cicilan semakin dekat? 

Bekerja keras dari pagi hingga malam tetapi tabungan tetap tidak kunjung bertambah karena habis untuk bayar cicilan? 

Hal ini bisa dihindari jika kita lebih bijak dalam mengelola keuangan dan utang. 

Di bawah ini, ada beberapa tips untuk menjaga keuangan tetap stabil tanpa drama cicilan tiap bulan.

1. Pastikan Jumlah Cicilan Bulanan Tidak Lebih dari 30% Pendapatan

Ketika memutuskan untuk mengambil utang atau cicilan, pastikan bahwa jumlah cicilan bulanan tidak melebihi 30% dari total pendapatan. 

Jika lebih, dana untuk kebutuhan sehari-hari, dana darurat, bahkan untuk hiburan bisa sangat terbatas. 

Bukan hanya kenyamanan yang terganggu, tetapi keuangan juga bisa menjadi tidak stabil karena pengeluaran rutin yang terlalu besar.

Sebagai contoh, jika penghasilan bulananmu Rp10 juta dan memutuskan mengambil cicilan motor sebesar Rp4 juta (40% dari pendapatan), maka kamu akan terpaksa memangkas pengeluaran lainnya. 

Dalam kasus ini, setiap kebutuhan mendesak seperti biaya kesehatan akan membuatmu kewalahan. Jadi, tetapkan batas aman untuk cicilan agar tidak mengganggu keuanganmu.

2. Cermati Bunga dan Biaya Tambahan Lainnya

Saat mengambil utang, perhatikan tidak hanya nominal cicilan, tetapi juga bunga dan biaya tambahan seperti biaya administrasi, asuransi, atau penalti keterlambatan. 

Banyak orang kaget begitu melihat cicilan membengkak karena bunga tinggi dan biaya tambahan. Jangan abaikan rincian ini meski tergiur untuk segera mendapatkan uang atau barang.

Misalnya, promo cicilan elektronik terlihat murah pada awalnya, namun setelah berjalan beberapa bulan, total biaya yang dibayar bisa lebih tinggi akibat biaya administrasi bulanan dan asuransi. 

Jangan lupa memahami seluruh komponen biaya ini sejak awal untuk menghindari beban yang tidak diinginkan di masa depan.

3. Sesuaikan Tenor Cicilan dengan Kemampuan Finansial

Memilih tenor cicilan yang sesuai sangat penting. Semakin panjang tenor, cicilan bulanan akan terasa ringan, tetapi total bunga yang dibayar juga lebih besar. 

Meski terlihat lebih nyaman, cicilan panjang sering kali lebih mahal. Pilihlah tenor yang sesuai kemampuan dan tujuan finansial.

Sebagai contoh, jika kamu mengambil cicilan mobil seharga Rp50 juta dengan tenor 3 tahun, cicilan bulanan sekitar Rp2 juta. 

Namun, jika memilih tenor 5 tahun, cicilan turun menjadi Rp1,5 juta, tetapi bunga keseluruhan lebih besar. 

Jadi, bila penghasilan memungkinkan, tenor lebih pendek adalah pilihan bijak untuk mengurangi total bunga yang dibayarkan.

4. Pastikan Sumber Pendapatan Stabil

Stabilitas pendapatan adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum Anda mengambil komitmen cicilan jangka panjang. 

Cicilan besar seperti KPR atau pinjaman modal usaha memerlukan pembayaran konsisten dalam jangka waktu yang lama. 

Jika Anda memiliki penghasilan yang fluktuatif, seperti pekerja lepas atau pemilik usaha kecil, penting untuk memiliki dana darurat yang cukup besar.

Misalnya, jika Anda bekerja sebagai freelancer, penghasilan mungkin tidak selalu tetap setiap bulan. 

Dalam kondisi ini, Anda bisa mempertimbangkan untuk membatasi jumlah cicilan atau memilih cicilan yang sifatnya jangka pendek dan lebih fleksibel.

5. Miliki Dana Darurat yang Cukup

Dana darurat adalah penyelamat saat muncul kebutuhan mendesak, seperti kehilangan pekerjaan atau keadaan darurat lainnya. 

Dengan dana darurat yang cukup, kamu tetap bisa membayar cicilan meskipun ada kejadian tak terduga tanpa perlu mengambil utang baru atau mengorbankan tabungan.

Misalnya, jika cicilan mobil sebesar Rp3 juta per bulan, dana darurat bisa menjadi jaminan untuk beberapa bulan jika terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Tanpa dana darurat, kemungkinan besar kamu harus mencari pinjaman untuk membayar cicilan.

6. Prioritaskan Pembayaran Cicilan Berdasarkan Bunga Terbesar

Jika Anda memiliki beberapa cicilan sekaligus, prioritas pembayaran sebaiknya diberikan pada cicilan dengan bunga tertinggi.

Ini akan membantu Anda mengurangi total biaya yang harus dibayar dalam jangka panjang, terutama jika bunga yang dibebankan bersifat progresif.

Sebagai contoh, jika Anda memiliki cicilan kartu kredit dengan bunga 2,5% per bulan dan cicilan motor dengan bunga 1% per bulan, sebaiknya fokuskan lebih banyak dana untuk melunasi kartu kredit terlebih dahulu. 

Cicilan dengan bunga tinggi biasanya lebih sulit dikelola dalam jangka panjang karena bunga yang menumpuk.

7. Hindari Denda dengan Membayar Cicilan Tepat Waktu

Setiap kali Anda terlambat membayar cicilan, biasanya ada denda yang dikenakan. 

Biaya denda ini tidak hanya menambah beban finansial, tetapi juga bisa merusak arus kas bulanan Anda. 

Selain itu, keterlambatan pembayaran juga bisa memengaruhi catatan kredit Anda di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) OJK, yang akan berdampak pada kemampuan Anda untuk mendapatkan pinjaman di masa depan.

Sebagai contoh, jika Anda terlambat membayar cicilan KPR, Anda mungkin dikenakan denda sebesar 1% dari total cicilan yang belum dibayar. 

Bayangkan jika keterlambatan ini terjadi berulang kali, jumlah denda yang harus dibayar bisa menjadi beban tambahan yang tidak diinginkan.

8. Hindari Cicilan untuk Barang Konsumtif

Cicilan sebaiknya digunakan untuk kebutuhan produktif, bukan untuk barang konsumtif yang nilainya cepat turun. 

Cicilan untuk kebutuhan konsumtif, seperti gadget terbaru atau barang elektronik yang tidak terlalu diperlukan, akan membebani keuangan dalam jangka panjang karena barang-barang ini cenderung mengalami depresiasi.

Sebagai contoh, daripada mengambil cicilan untuk membeli ponsel model terbaru, lebih baik gunakan dana tersebut untuk kebutuhan produktif, seperti kursus keterampilan atau investasi yang bisa meningkatkan penghasilan di masa depan.

9. Pahami Konsekuensi Gagal Bayar

Pahami risiko yang akan dihadapi jika terjadi gagal bayar cicilan. Selain denda, reputasi finansial juga akan tercatat buruk dalam BI checking atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK, yang bisa mempersulit pengajuan pinjaman di masa depan.

Misalnya, jika kamu memiliki kredit motor dan menunggak cicilan, selain terkena denda, catatan buruk ini akan membuat kamu kesulitan mendapatkan pinjaman penting di masa depan, seperti untuk modal usaha atau keadaan darurat.

10. Diskusikan Pengambilan Cicilan dengan Keluarga

Terakhir, untuk cicilan yang melibatkan jumlah besar atau jangka waktu panjang, seperti KPR atau pinjaman modal usaha, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan pasangan atau anggota keluarga yang terlibat. 

Keputusan ini akan memengaruhi keuangan bersama dan membutuhkan komitmen dari semua pihak.

Sebagai contoh, jika Anda dan pasangan memutuskan untuk mengambil KPR, diskusi mengenai alokasi pendapatan dan strategi pelunasan menjadi penting agar keuangan rumah tangga tetap seimbang dan tujuan bersama tercapai tanpa konflik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun