Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apakah Mencicil KPR Itu Sebuah Investasi?

5 November 2024   06:00 Diperbarui: 7 November 2024   17:09 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi KPR. sumber: freepik

Membeli rumah adalah impian banyak orang, tetapi tidak semua orang mampu membelinya secara tunai. Oleh karena itu, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi populer di kalangan masyarakat. 

Namun, muncul pertanyaan yang sering mengganggu benak para calon pembeli: Apakah mencicil KPR itu sebuah investasi? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami lebih dalam mengenai konsep investasi, utang, dan keuntungan yang diharapkan dari membeli rumah.

Memahami Konsep KPR

KPR adalah produk perbankan yang memungkinkan individu untuk membeli rumah dengan cara mencicil. 

Dalam sistem KPR, bank memberikan pinjaman kepada pembeli untuk membeli properti, dan pembeli akan membayar kembali pinjaman tersebut dengan cicilan bulanan selama jangka waktu tertentu, biasanya antara 10 hingga 20 tahun.

Saat membeli rumah melalui KPR, calon pembeli biasanya diharuskan membayar uang muka (down payment atau DP) yang berkisar antara 10% hingga 30% dari harga rumah. 

Setelah itu, sisa harga rumah akan dibiayai oleh bank, dan pembeli akan mengembalikan pinjaman tersebut dengan bunga yang telah disepakati.

Aliran Uang dalam KPR

Mari kita ilustrasikan dengan contoh. Bayangkan Andre membeli sebuah rumah seharga Rp800 juta. Ia membayar DP sebesar Rp200 juta, sehingga utang KPR yang harus dilunasi adalah Rp600 juta. 

Jika cicilan bulanan sebesar Rp5 juta, kita dapat melihat di mana uang tersebut mengalir.

Setiap kali Andre membayar cicilan KPR, uang tersebut mengalir ke bank. Bank, dalam hal ini, akan mencatat pembayaran cicilan sebagai pemasukan mereka. 

Ini berarti bahwa meskipun Andre merasa terbebani oleh cicilan, uang yang ia bayar berkontribusi pada pendapatan bank.

Apakah KPR Merugikan?

Banyak orang berpendapat bahwa mencicil KPR merupakan suatu kerugian. Beberapa alasan yang sering dikemukakan adalah:

  1. Beban Utang yang Berat: Cicilan bulanan yang harus dibayar bisa menjadi beban finansial, terutama jika terjadi perubahan situasi ekonomi atau kehilangan pekerjaan.

  2. Biaya Bunga yang Tinggi: Suku bunga KPR yang tinggi dapat meningkatkan total biaya yang harus dibayar selama periode cicilan. Hal ini bisa membuat harga total rumah jauh lebih mahal daripada harga awalnya.

  3. Kenaikan Harga Properti yang Tidak Pasti: Tidak semua rumah mengalami kenaikan harga secara konsisten. Dalam beberapa kasus, harga properti dapat menurun, terutama jika berada di kawasan yang kurang berkembang.

Namun, perlu diingat bahwa KPR juga merupakan salah satu solusi realistis bagi mereka yang ingin memiliki rumah. 

Bagi banyak orang, memiliki rumah adalah kebutuhan pokok yang tidak dapat ditunda, dan KPR memungkinkan mereka untuk mewujudkan impian tersebut tanpa harus menunggu hingga memiliki cukup uang tunai.

Apakah Harga Rumah Selalu Naik?

Salah satu argumen yang sering dikemukakan adalah bahwa harga rumah selalu naik. 

Namun, ini tidak sepenuhnya benar. Harga properti bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lokasi, kondisi pasar, dan infrastruktur di sekitar area tersebut.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Properti

  1. Lokasi: Properti yang terletak di kawasan strategis, dekat dengan fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan akses transportasi biasanya akan memiliki nilai yang lebih tinggi. Misalnya, rumah yang berada di dekat pusat kota cenderung mengalami kenaikan harga yang lebih cepat dibandingkan rumah di daerah pinggiran.

  2. Permintaan dan Penawaran: Seperti halnya pasar lainnya, harga properti dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Jika permintaan untuk properti di suatu daerah meningkat, tetapi jumlah properti yang tersedia tidak cukup, harga akan naik.

  3. Kondisi Ekonomi: Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan pendapatan masyarakat juga mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk membeli rumah. Jika kondisi ekonomi baik, lebih banyak orang yang mampu membeli rumah, sehingga meningkatkan permintaan dan harga.

  4. Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur baru, seperti jalan tol, transportasi publik, atau fasilitas umum lainnya dapat meningkatkan nilai properti di sekitarnya.

Apa Artinya Ini bagi Investor?

Sebelum memutuskan untuk mengambil KPR, penting untuk menganalisis lokasi dan potensi perkembangan di area tersebut. 

Menginvestasikan uang di properti yang berada di kawasan yang diprediksi akan berkembang bisa menjadi keputusan yang menguntungkan. 

Sebaliknya, berinvestasi di kawasan yang tidak memiliki prospek pertumbuhan bisa berisiko.

Cash Flow dan Keuntungan Investasi

Saat mempertimbangkan apakah KPR adalah investasi yang baik, kita harus bertanya: apakah properti tersebut mengalami kenaikan harga? 

Dan selama mencicil, apakah kita mendapatkan penghasilan rutin dari properti tersebut? 

Jika kita tidak menjual properti dan tidak mendapatkan penghasilan rutin, di mana letak keuntungan investasinya?

Menilai Keuntungan dari Properti

Ada dua cara utama untuk menilai keuntungan dari properti:

  1. Capital Gain: Ini adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli properti. Jika harga rumah Andre meningkat seiring waktu, ia bisa menjual rumah tersebut dengan harga lebih tinggi daripada harga beli.

  2. Cash Flow: Ini adalah pendapatan yang dihasilkan dari properti, seperti sewa. Jika Andre menyewakan rumah kosnya, ia akan mendapatkan penghasilan rutin yang bisa digunakan untuk membayar cicilan KPR.

Namun, jika selama mencicil KPR kita tidak menjual properti dan tidak mendapatkan penghasilan rutin, kita harus mempertimbangkan kembali apakah KPR ini merupakan investasi yang menguntungkan.

Konsep Utang dan Pendapatan

Mari kita perhatikan lebih jauh tentang konsep utang dalam konteks investasi. 

Dalam dunia investasi, ada istilah "leverage buyout" (LBO) yang berarti kita bisa memanfaatkan utang untuk membeli aset yang menghasilkan pendapatan. 

Mari kita ambil contoh Andre lagi. Kali ini, dia membeli sebuah rumah kost 30 kamar seharga Rp2 miliar. Setelah membayar DP Rp500 juta, ia mengajukan KPR sebesar Rp1,5 miliar.

Dengan cicilan Rp15 juta per bulan dan penghasilan dari rumah kost sebesar Rp25 juta, Andre memiliki keuntungan bersih Rp10 juta. 

Dalam hal ini, Andre memanfaatkan utang untuk memperoleh aset yang tidak hanya membayar cicilan, tetapi juga memberikan penghasilan.

Kelebihan dan Kekurangan Leverage

Penggunaan utang untuk berinvestasi memiliki kelebihan dan kekurangan:

  • Kelebihan: Dengan menggunakan utang, Anda bisa membeli aset yang lebih besar daripada jika menggunakan uang tunai. Ini dapat meningkatkan potensi keuntungan jika nilai aset meningkat.

  • Kekurangan: Jika nilai aset turun atau jika Anda tidak bisa membayar cicilan, Anda bisa mengalami kerugian yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis yang mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi menggunakan utang.

Alternatif Investasi

Bagi yang ingin berinvestasi tanpa terjebak dalam cicilan KPR, ada berbagai alternatif lain yang dapat dipertimbangkan:

  1. Investasi Pasar Modal: Saham, obligasi, dan reksa dana adalah beberapa produk investasi yang dapat dipilih. Investasi ini cenderung lebih likuid dan memiliki potensi keuntungan yang signifikan tanpa terikat oleh cicilan.

  2. Investasi Properti Secara Langsung: Bagi mereka yang memiliki modal cukup, membeli properti secara langsung dan menyewakannya bisa menjadi pilihan yang menguntungkan. Dengan cara ini, Anda akan mendapatkan penghasilan sewa tanpa terikat oleh cicilan KPR.

  3. Investasi Real Estate Investment Trusts (REITs): Ini adalah investasi di properti tanpa harus membeli fisik propertinya. Anda dapat membeli saham di perusahaan yang memiliki dan mengelola portofolio properti, dan mendapatkan dividen dari penghasilan sewa.

  4. P2P Lending: Platform peer-to-peer lending memungkinkan Anda untuk memberikan pinjaman kepada individu atau bisnis dan mendapatkan bunga sebagai imbalan. Ini bisa menjadi alternatif bagi mereka yang mencari pendapatan pasif.

Kesimpulan

Mencicil KPR bisa menjadi pilihan yang baik untuk memiliki rumah, tetapi bukan tanpa risiko. 

Sebagai seorang investor, Anda perlu mengevaluasi situasi keuangan dan tujuan investasi Anda dengan hati-hati. 

Apakah Anda memiliki rencana untuk menghasilkan pendapatan dari properti tersebut? Apakah Anda percaya bahwa nilai properti akan naik seiring waktu?

Sebelum mengambil keputusan untuk mencicil KPR, lakukan riset menyeluruh tentang lokasi, kondisi pasar, dan potensi pertumbuhan. 

Jika Anda merasa yakin dan telah melakukan analisis yang mendalam, KPR bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai impian memiliki rumah dan sekaligus menjadi bagian dari portofolio investasi Anda.

Dengan pemahaman yang baik tentang investasi dan manajemen keuangan, Anda dapat memanfaatkan KPR dengan bijak dan mengubahnya menjadi aset yang memberikan keuntungan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun