Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

iPhone 16 Dilarang Dijual di Indonesia, Tidak Lolos TKDN

2 November 2024   12:00 Diperbarui: 2 November 2024   13:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi iphone. sumber: freepik

Peluncuran iPhone 16 di Indonesia terhambat oleh regulasi lokal yang mengharuskan setiap produk elektronik memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) minimal 35% untuk mendapatkan izin penjualan. 

Ketentuan ini dirancang untuk mendorong perusahaan teknologi asing berinvestasi dalam industri lokal, yang bertujuan mendukung perekonomian nasional dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia. 

Meski menjadi salah satu pasar yang besar bagi produk Apple, Indonesia menghadapi kendala karena raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini belum memenuhi persyaratan TKDN.

Mengapa iPhone 16 Belum Memenuhi Syarat TKDN?

TKDN adalah kebijakan pemerintah Indonesia untuk menekan perusahaan teknologi agar menyertakan unsur-unsur lokal dalam proses produksi. 

Apple masih perlu menambahkan investasi sekitar Rp 200 miliar untuk memenuhi persyaratan TKDN di Indonesia. 

Sejauh ini, perusahaan telah berinvestasi sebesar Rp 1,4 triliun dari total Rp 1,6 triliun yang diharuskan. 

Sayangnya, nilai investasi ini masih belum mencukupi untuk meloloskan iPhone 16 dalam proses perizinan penjualan di Indonesia.

Sebagai pembanding, Apple telah menanamkan investasi yang sangat besar di Vietnam, mencapai sekitar Rp 255 triliun atau lebih dari 160 kali lipat dari yang ada di Indonesia. 

Vietnam kini menjadi salah satu basis produksi utama Apple di Asia, menggantikan sebagian peran China. 

Keputusan ini memicu diskusi mengenai mengapa Apple lebih memilih Vietnam dibanding Indonesia, padahal jumlah pengguna iPhone di Indonesia sangat besar dan terus bertambah.

Apa Itu Kebijakan TKDN dan Mengapa Penting?

Kebijakan TKDN adalah bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat ekonomi lokal. 

Persyaratan ini membuat produsen asing tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar tetapi juga mendukung pengembangan sektor industri lokal, baik melalui penggunaan tenaga kerja, bahan baku, maupun infrastruktur lokal. 

Berdasarkan kebijakan ini, produk elektronik yang dijual di Indonesia harus memiliki minimal 35% komponen lokal, sehingga perusahaan yang ingin meluncurkan produknya harus mencari cara untuk memenuhi syarat ini.

Sektor teknologi Indonesia diharapkan dapat tumbuh dengan adanya kebijakan TKDN. 

Selain memberikan peluang investasi, kebijakan ini membuka kesempatan bagi pelaku industri lokal untuk bermitra dengan perusahaan teknologi global, serta menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia. 

Namun, untuk mencapai hal ini, tantangan besar tetap ada, terutama dalam membangun rantai pasokan lokal yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan multinasional seperti Apple.

Perbandingan Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Perbedaan signifikan dalam nilai investasi Apple di Indonesia dan Vietnam dapat dilihat dari strategi yang diambil oleh perusahaan. 

Di Indonesia, Apple hanya melakukan investasi dalam jumlah terbatas, sementara di Vietnam mereka berinvestasi dalam skala besar untuk membangun ekosistem yang mendukung proses produksi mereka.

Vietnam menjadi pilihan utama Apple di Asia berkat beberapa faktor strategis, seperti dukungan pemerintah, kemudahan akses terhadap bahan baku, dan adanya rantai pasokan yang sudah terbentuk. 

Hal ini memungkinkan Apple dan perusahaan teknologi lainnya untuk menekan biaya produksi karena bahan baku serta komponen yang dibutuhkan tersedia secara lokal dalam satu klaster industri. 

Sebaliknya, di Indonesia, ekosistem rantai pasokan yang diperlukan masih dalam tahap pengembangan, dan hanya ada sedikit pemasok lokal yang mampu memenuhi standar Apple.

Mengapa Apple Memilih Vietnam sebagai Basis Produksi?

Vietnam telah menjadi pusat produksi yang populer bagi berbagai perusahaan teknologi global, termasuk Apple, karena keberadaan ekosistem yang terintegrasi. 

Di negara tersebut, Apple memiliki akses ke lebih dari 70 pemasok yang dapat menyediakan berbagai komponen yang diperlukan untuk produksi. 

Ekosistem pemasok lokal yang kuat memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan bahan baku dengan lebih cepat dan murah dibandingkan jika mereka harus mengimpor dari negara lain.

Sebagai perbandingan, di Indonesia hanya ada dua pemasok lokal yang memenuhi standar Apple, sehingga proses produksi menjadi jauh lebih rumit dan mahal. 

Ketika perusahaan harus mengimpor komponen atau bahan baku dari luar negeri, ini tidak hanya meningkatkan biaya, tetapi juga menambah waktu yang diperlukan untuk produksi. 

Bagi Apple, hal ini berpotensi menghambat efisiensi dan meningkatkan risiko dalam rantai pasokan. Oleh karena itu, memilih Vietnam sebagai basis produksi adalah keputusan yang lebih masuk akal secara ekonomi.

Tantangan Membangun Ekosistem di Indonesia

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi teknologi di Asia Tenggara, namun saat ini ekosistem yang mendukung industri tersebut masih terbatas. 

Membangun ekosistem yang matang membutuhkan waktu dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, serta pelaku industri lokal. Beberapa tantangan utama dalam pengembangan ekosistem ini adalah:

1. Jumlah Pemasok Lokal yang Terbatas

Indonesia memiliki keterbatasan dalam jumlah pemasok lokal yang mampu memproduksi komponen yang memenuhi standar internasional. 

Hal ini menjadi kendala besar bagi perusahaan multinasional yang membutuhkan berbagai komponen dalam jumlah besar dan berkualitas tinggi. 

Untuk memenuhi kebutuhan produksi, perusahaan harus mencari pemasok yang bisa menyediakan komponen yang sesuai, namun sayangnya, jumlah pemasok tersebut masih sangat terbatas di Indonesia.

2. Ketergantungan pada Impor Bahan Baku

Saat ini, banyak bahan baku yang masih diimpor dari negara lain, yang berarti biaya produksi menjadi lebih tinggi. 

Ketergantungan ini membuat rantai pasokan kurang efisien, dan risiko produksi menjadi lebih tinggi karena perusahaan harus mengandalkan impor. 

Jika ekosistem lokal dapat berkembang, ketergantungan pada impor dapat berkurang, dan perusahaan teknologi global akan merasa lebih tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

3. Kurangnya Infrastruktur dan Logistik yang Memadai

Selain pemasok lokal, infrastruktur yang mendukung produksi dan distribusi juga menjadi faktor penting. 

Infrastruktur yang kurang memadai akan menyulitkan perusahaan dalam mengelola logistik dan transportasi bahan baku. 

Vietnam dan China telah mengembangkan infrastruktur yang terintegrasi untuk mendukung industri, sehingga perusahaan tidak perlu khawatir dengan masalah logistik.

4. Kompetensi Tenaga Kerja Lokal

Tenaga kerja yang kompeten dan berpengalaman dalam bidang teknologi adalah salah satu aspek penting dalam mendukung investasi asing. 

Indonesia perlu terus meningkatkan kualitas tenaga kerjanya untuk mendukung kebutuhan industri teknologi. 

Dengan tenaga kerja yang kompeten, perusahaan dapat mengurangi kebutuhan untuk mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri, yang tentunya akan mengurangi biaya operasional.

Kebijakan TKDN: Langkah untuk Mendukung Ekonomi Lokal

Kebijakan TKDN tidak hanya bertujuan untuk mendatangkan investasi, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja dan memajukan industri dalam negeri. 

Dengan syarat TKDN, perusahaan asing diwajibkan menyertakan komponen lokal dalam produk mereka, baik melalui penggunaan bahan baku dalam negeri, pemanfaatan tenaga kerja lokal, maupun investasi dalam infrastruktur.

Meskipun kebijakan ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, beberapa perusahaan besar seperti Apple menghadapi tantangan dalam memenuhi persyaratan tersebut. 

Bagi Apple, proses untuk memenuhi syarat TKDN berarti harus memperluas investasi mereka secara signifikan di Indonesia, atau membangun ekosistem lokal yang bisa mendukung produksi.

Bagaimana Indonesia Dapat Menarik Lebih Banyak Perusahaan Teknologi?

Agar lebih banyak perusahaan teknologi besar mau berinvestasi dan memproduksi produk di Indonesia, beberapa langkah strategis bisa dilakukan, antara lain:

  1. Memberikan Insentif bagi Pemasok Lokal
    Pemerintah dapat memberikan insentif atau subsidi kepada pemasok lokal untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk mereka. Hal ini akan membantu perusahaan-perusahaan teknologi untuk lebih mudah menemukan pemasok lokal yang memenuhi kebutuhan mereka.

  2. Membangun Klaster Industri Terpadu
    Dengan membangun klaster industri yang terintegrasi, perusahaan dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan rantai pasokan tanpa harus bergantung pada impor. Klaster ini dapat mencakup pemasok bahan baku, tenaga kerja terampil, hingga fasilitas logistik yang mendukung produksi.

  3. Menyediakan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Lokal
    Menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi tenaga kerja lokal akan membantu meningkatkan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri teknologi. Dengan tenaga kerja yang berpengalaman, perusahaan dapat mengurangi kebutuhan untuk mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.

  4. Memperbaiki Infrastruktur dan Logistik
    Infrastruktur yang memadai sangat penting dalam menarik investasi asing. Peningkatan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan jaringan komunikasi akan memudahkan perusahaan untuk mengelola proses produksi dan distribusi.

  5. Kemudahan Perizinan dan Regulasi yang Mendukung
    Dengan regulasi yang mendukung dan proses perizinan yang lebih mudah, pemerintah bisa menciptakan lingkungan bisnis yang lebih menarik bagi perusahaan teknologi.

Penutup: Masa Depan Industri Teknologi di Indonesia

Kebijakan TKDN menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan peran industri dalam negeri dalam rantai pasokan global. 

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, termasuk kurangnya ekosistem pemasok yang mendukung, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat produksi teknologi di Asia Tenggara.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat, pengembangan ekosistem, dan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri, Indonesia dapat menarik lebih banyak perusahaan teknologi untuk berinvestasi. 

Jika berhasil, negara ini akan mendapat manfaat besar dari peningkatan ekonomi lokal, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan infrastruktur yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun