Meski memiliki potensi keuntungan, saham dan kripto juga memiliki risiko yang harus dipertimbangkan dengan matang.
1. Capital Loss (Penurunan Harga)
Baik saham maupun kripto memiliki risiko capital loss, yaitu ketika harga aset yang kamu beli turun di bawah harga beli. Jika kamu menjualnya dalam kondisi ini, kamu akan mengalami kerugian.
Contoh Saham:Kamu membeli saham seharga Rp5.000 per lembar, tetapi sebulan kemudian harga saham tersebut turun menjadi Rp4.000. Jika kamu menjual saham tersebut, maka kamu akan mengalami kerugian sebesar Rp1.000 per lembar.
Contoh Kripto:Kamu membeli Bitcoin seharga Rp700 juta, tetapi harga Bitcoin turun menjadi Rp650 juta setelah beberapa minggu. Jika kamu menjualnya, maka kamu akan mengalami kerugian sebesar Rp50 juta.
2. Volatilitas Tinggi
Saham dan kripto sama-sama memiliki volatilitas yang tinggi, meskipun kripto dikenal memiliki fluktuasi harga yang jauh lebih ekstrem dibandingkan saham.Â
Harga kripto bisa berubah dalam hitungan jam atau bahkan menit, sementara saham biasanya lebih stabil dalam jangka waktu yang lebih panjang.
3. Risiko Regulator
Saham diatur oleh badan pengawas pasar modal seperti OJK (Otoritas Jasa Keuangan) di Indonesia.Â
Sedangkan kripto, meski populer, masih menghadapi tantangan regulasi di berbagai negara.Â
Beberapa negara melarang atau membatasi perdagangan kripto, yang bisa menjadi risiko tambahan bagi investor.
Mana yang Lebih Menguntungkan: Saham atau Kripto?
Keuntungan dan risiko dari investasi saham maupun kripto sangat bergantung pada profil risiko dan tujuan keuangan setiap individu.Â
Jika kamu menginginkan investasi yang lebih stabil dan cocok untuk jangka panjang, saham bisa menjadi pilihan yang tepat.Â