Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Lipstick Index: Ekonomi Sulit, Barang Mewah Terjangkau Tetap Diburu

15 Oktober 2024   06:02 Diperbarui: 15 Oktober 2024   10:43 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, di sisi lain, kelas menengah atas dan kalangan elit seringkali memiliki daya beli yang lebih stabil, bahkan cenderung meningkat di masa-masa krisis. 

Data menunjukkan bahwa selama masa resesi atau krisis ekonomi, kalangan atas sering kali meningkatkan nilai tabungan mereka karena mereka cenderung lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang untuk barang-barang besar. 

Tetapi ketika mereka memutuskan untuk berbelanja, mereka tetap memilih produk-produk mewah yang lebih kecil sebagai cara untuk menjaga gaya hidup mereka tetap terasa nyaman.

Inilah sebabnya meskipun ada data ekonomi yang menunjukkan pelemahan, seperti deflasi, penurunan indeks manufaktur, dan tingginya angka PHK, kita masih melihat segmen ekonomi yang tetap dinamis. 

Misalnya, produk teknologi terbaru seperti iPhone, mainan koleksi, atau barang-barang fesyen dari merek terkenal masih memiliki permintaan yang tinggi. 

Hal ini menunjukkan bahwa kelompok tertentu dalam masyarakat tetap memiliki kemampuan untuk mengonsumsi barang-barang mewah terjangkau, bahkan di tengah kesulitan ekonomi.

Contoh Kasus di Indonesia: Realita Ekonomi yang Beragam

Fenomena Lipstick Index tidak hanya terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, tetapi juga relevan di negara berkembang seperti Indonesia. 

Dalam beberapa tahun terakhir, meskipun ekonomi Indonesia menghadapi tantangan seperti defisit neraca perdagangan, penurunan daya beli di kalangan menengah ke bawah, serta meningkatnya angka pengangguran akibat pandemi, kita masih bisa melihat tingginya permintaan untuk barang-barang mewah tertentu.

Salah satu contoh yang menonjol adalah tren konsumsi produk gadget dan fesyen di kalangan anak muda perkotaan. 

Produk seperti ponsel pintar terbaru atau pakaian dari merek fesyen ternama tetap menjadi incaran, meskipun ekonomi secara keseluruhan sedang menghadapi tekanan. 

Ini memperlihatkan adanya lapisan masyarakat yang daya belinya tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi makroekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun