Untuk mengatasi tantangan ini, salah satu solusi yang diusulkan adalah melibatkan kalangan sipil dalam pembentukan tentara siber.Â
Sipil yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi dan keamanan siber dapat direkrut untuk bekerja sama dengan militer.Â
Tidak hanya itu, mereka yang direkrut akan diberikan pangkat tituler oleh TNI, mirip dengan apa yang pernah terjadi pada beberapa tokoh terkenal, seperti Deddy Corbuzier, yang menerima pangkat tituler sebagai Letnan Kolonel dari TNI AD.
Pemberian pangkat tituler ini bukan hanya sebuah penghormatan, tetapi juga pengakuan atas peran penting yang bisa dimainkan oleh sipil dalam memperkuat pertahanan siber negara.Â
Kalangan sipil memiliki keahlian teknis yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi pertahanan siber, mulai dari melacak serangan hingga melindungi sistem jaringan yang vital.
Contoh dari Negara Lain: Belajar dari Singapura
Indonesia bisa belajar dari negara-negara lain yang sudah lebih dulu membentuk pasukan siber mereka.Â
Salah satu contoh terbaik adalah Singapura, negara kecil yang sudah dikenal dengan kecanggihan teknologinya.Â
Singapura memiliki Digital and Intelligence Service (DIS), yang sejajar dengan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.Â
DIS bertanggung jawab atas semua aspek yang berkaitan dengan intelijen digital dan pertahanan siber negara tersebut.
Apa yang membuat Singapura berhasil dalam mengembangkan unit ini adalah pendekatan yang holistik dan terintegrasi.Â
DIS tidak hanya beroperasi sebagai entitas militer, tetapi juga menjalin kemitraan dengan universitas, lembaga pemerintah, serta industri swasta.Â