Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kakeibo, Metode Budgeting ala Emak-Emak di Jepang

8 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:05 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan cara ini, kamu bisa memastikan pengeluaranmu tetap terkendali dan tidak melebihi pendapatan.

Namun, budgeting bukan sekadar menulis angka-angka. Ini adalah alat penting untuk mengelola keuangan, memastikan kebutuhan dasar terpenuhi, menghindari pengeluaran berlebihan, dan yang paling penting, menabung untuk masa depan. 

Tanpa anggaran yang jelas, kamu mungkin terjebak dalam pola pengeluaran yang tidak terkendali dan sulit menabung.

Sayangnya, banyak dari kita yang sering menyepelekan budgeting. Mungkin kamu merasa itu terlalu rumit, atau mungkin berpikir bahwa selama ada cukup uang di rekening, semuanya akan baik-baik saja. 

Padahal, tanpa anggaran yang jelas, kamu bisa dengan mudah terjebak dalam kebiasaan pengeluaran yang boros dan tak terkontrol.

Metode Budgeting 50/30/20: Populer tapi Tidak Selalu Cocok

Salah satu metode budgeting yang paling dikenal adalah formula 50/30/20, yang diajarkan oleh banyak ahli keuangan sebagai panduan dasar dalam membagi penghasilan. Prinsipnya sederhana:

  • 50% dari penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, transportasi, dan tagihan.
  • 30% dialokasikan untuk keinginan, seperti hiburan, liburan, atau self-reward.
  • 20% disisihkan untuk tabungan atau investasi.

Bagi sebagian orang, metode ini cukup efektif, terutama jika mereka sudah bisa membedakan dengan jelas antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). 

Namun, masalahnya muncul ketika kita tidak bisa dengan jelas memisahkan kedua hal tersebut. Misalnya, banyak yang memasukkan pengeluaran untuk "self-reward" ke dalam kebutuhan, padahal itu sebenarnya adalah keinginan. 

Jika ini terus terjadi, anggaran bisa kacau, dan tujuan menabung atau investasi di akhir bulan tidak tercapai.

Selain itu, metode 50/30/20 mungkin tidak cocok untuk semua orang karena setiap orang memiliki kebutuhan dan prioritas yang berbeda. 

Beberapa orang mungkin memiliki pengeluaran yang lebih besar untuk kebutuhan pokok dibandingkan dengan yang lain, sementara sebagian orang merasa bahwa alokasi 30% untuk keinginan terlalu besar atau kecil.

Kakeibo: Metode Tradisional ala Emak-Emak Jepang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun