Kondisi ini memperparah tekanan emosional yang mereka rasakan, dan banyak dari mereka akhirnya mencari pelarian dalam bentuk konsumsi berlebihan atau belanja impulsif.
Apa Itu Doom Spending?
Doom spending adalah fenomena di mana seseorang melakukan belanja tanpa berpikir panjang, biasanya sebagai bentuk pelarian dari stres atau kecemasan yang mereka rasakan.Â
Dalam banyak kasus, belanja impulsif ini dilakukan tanpa perhitungan matang dan sering kali mengakibatkan penyesalan di kemudian hari.Â
Doom spending terjadi bukan hanya karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan, tetapi lebih kepada kebutuhan psikologis untuk merasa lebih baik dalam jangka pendek.
Fenomena ini semakin diperparah dengan adanya akses mudah ke teknologi dan platform belanja online. Dengan hanya beberapa kali klik di ponsel pintar, barang yang diinginkan bisa langsung sampai di depan pintu rumah.Â
Selain itu, fitur-fitur pembayaran seperti 'Buy Now, Pay Later (BNPL)' yang memberikan kemudahan dalam menunda pembayaran juga mendorong perilaku belanja impulsif.Â
Hal ini membuat banyak individu merasa seolah-olah mereka mampu membeli barang-barang yang sebenarnya di luar kemampuan finansial mereka.
Doom spending umumnya muncul sebagai reaksi atas ketidakpastian ekonomi.Â
Ketika seseorang merasa pesimis tentang masa depannya, baik itu karena kondisi perekonomian yang tidak stabil, isu hubungan internasional yang penuh ketegangan, atau masalah pribadi lainnya, mereka cenderung mencari cara untuk merasa lebih baik dengan cara berbelanja.Â
Sayangnya, solusi jangka pendek ini sering kali membawa masalah jangka panjang berupa krisis keuangan pribadi.
Pengaruh Media Sosial dan FOMO
Salah satu faktor lain yang memperparah perilaku doom spending adalah media sosial.Â