Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Doom Spending, Ketika Stres Ekonomi Membuat Gen Z dan Milenial Boros Tanpa Kendali

1 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 1 Oktober 2024   07:49 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi ini memperparah tekanan emosional yang mereka rasakan, dan banyak dari mereka akhirnya mencari pelarian dalam bentuk konsumsi berlebihan atau belanja impulsif.

Apa Itu Doom Spending?

Doom spending adalah fenomena di mana seseorang melakukan belanja tanpa berpikir panjang, biasanya sebagai bentuk pelarian dari stres atau kecemasan yang mereka rasakan. 

Dalam banyak kasus, belanja impulsif ini dilakukan tanpa perhitungan matang dan sering kali mengakibatkan penyesalan di kemudian hari. 

Doom spending terjadi bukan hanya karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan, tetapi lebih kepada kebutuhan psikologis untuk merasa lebih baik dalam jangka pendek.

Fenomena ini semakin diperparah dengan adanya akses mudah ke teknologi dan platform belanja online. Dengan hanya beberapa kali klik di ponsel pintar, barang yang diinginkan bisa langsung sampai di depan pintu rumah. 

Selain itu, fitur-fitur pembayaran seperti 'Buy Now, Pay Later (BNPL)' yang memberikan kemudahan dalam menunda pembayaran juga mendorong perilaku belanja impulsif. 

Hal ini membuat banyak individu merasa seolah-olah mereka mampu membeli barang-barang yang sebenarnya di luar kemampuan finansial mereka.

Doom spending umumnya muncul sebagai reaksi atas ketidakpastian ekonomi. 

Ketika seseorang merasa pesimis tentang masa depannya, baik itu karena kondisi perekonomian yang tidak stabil, isu hubungan internasional yang penuh ketegangan, atau masalah pribadi lainnya, mereka cenderung mencari cara untuk merasa lebih baik dengan cara berbelanja. 

Sayangnya, solusi jangka pendek ini sering kali membawa masalah jangka panjang berupa krisis keuangan pribadi.

Pengaruh Media Sosial dan FOMO

Salah satu faktor lain yang memperparah perilaku doom spending adalah media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun