Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Setiap Orang Punya Cara Berbeda untuk Sukses?

29 September 2024   06:00 Diperbarui: 29 September 2024   06:03 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi cara sukses yang berbeda. sumber: freepik

Manusia itu diciptakan berbeda-beda. Saya berbeda dengan Anda, dan Anda berbeda dengan orang lain. 

Jika manusia diciptakan berbeda, maka cara untuk mencapai kesuksesan finansial pun pasti berbeda-beda untuk setiap orang. 

Namun, di era sekarang, kesuksesan sering kali terlihat seperti harus mengikuti template baku yang distandarisasi untuk semua orang. 

Akibatnya, banyak orang mulai mengidolakan berbagai materi seperti buku, konten, dan teori-teori yang dianggap bisa membantu mereka mencapai kesuksesan finansial.

Buku-buku dan konten ini sering kali dicap sebagai self-development atau pengembangan diri. 

Tapi pernahkah Anda berpikir bahwa meskipun manusia diciptakan berbeda, mengapa cara suksesnya harus sama? 

Di sini saya ingin mengingatkan Anda, khususnya bagi yang terlalu sering mengonsumsi konten self-development, bahwa mengonsumsi konten semacam ini secara berlebihan tidak akan serta-merta membantu Anda sukses secara finansial.

Terlalu Banyak Konten Self-Development Bisa Menjadi Bumerang

Saat ini kita sering melihat fenomena orang-orang yang berlomba-lomba membaca buku, terutama buku non-fiksi dan self-development, seolah-olah semakin banyak mereka membaca, semakin besar peluang mereka untuk sukses. 

Namun, apakah ini benar-benar efektif? Ada penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak konten pengembangan diri malah bisa menjadi kontraproduktif.

Menurut riset dari Jonathan Jackson, seorang profesor psikologi dan perilaku ekonomi di London School of Economics, mengonsumsi konten self-development memang bisa meningkatkan aspek tertentu dalam kepribadian, tetapi tidak banyak membantu dalam hal kesuksesan finansial. 

Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa orang yang fokus pada pengembangan keterampilan praktis atau hard skill di industri tertentu dan melakukan networking memiliki 50% peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan finansial dibandingkan dengan mereka yang hanya fokus pada self-development.

Korelasi Kecil Antara Self-Development dan Kesuksesan Finansial

Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa korelasi antara mengonsumsi konten self-development secara berlebihan dengan kesuksesan finansial sangat kecil. 

Memang, self-development dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi tidak secara langsung berdampak besar pada kesuksesan finansial kita. 

Lalu, apakah ini berarti kita harus berhenti mengonsumsi konten self-development? Tidak sepenuhnya, namun ada baiknya kita memilah dan memilih informasi yang kita terima.

Self-Awareness Lebih Penting daripada Self-Development

Sebelum kita berbicara tentang self-development, ada satu hal yang lebih penting, yaitu self-awareness. 

Self-awareness adalah kesadaran penuh tentang siapa diri kita, apa yang kita bisa, apa yang kita tidak bisa, apa yang kita sukai, dan apa yang tidak kita sukai. 

Self-awareness berarti memahami sepenuhnya tentang segala hal yang ada dalam diri kita.

Jika Anda tidak memahami diri sendiri, kualitas apa yang mau Anda tingkatkan? Standar siapa yang akan Anda gunakan untuk mengukur diri? 

Di sinilah pentingnya self-awareness sebelum kita mulai mengembangkan diri. Setiap orang terlahir dengan kondisi yang berbeda-beda, sehingga jalan sukses yang harus diambil pun pasti akan berbeda-beda juga.

Menemukan Jalan Sendiri untuk Sukses

Saya ingin berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana self-awareness bisa membantu menemukan cara yang sesuai untuk mencapai tujuan. 

Tahun lalu, saya mencoba memperbaiki jam tidur dan durasi tidur saya. 

Saya membaca berbagai tips dan buku tentang sleep hygiene, seperti tidak menonton ponsel sebelum tidur dan menghindari hal-hal tertentu. Saya mengikuti semua saran tersebut, namun tetap tidak bisa tidur nyenyak.

Akhirnya, saya menemukan gaya tidur saya sendiri. Sebelum tidur, saya perlu menonton sesuatu yang ringan di platform streaming untuk mengalihkan pikiran saya dan membuat otak saya berhenti berpikir. 

Ini sangat bertentangan dengan apa yang disarankan dalam buku-buku atau konten-konten yang ada di media sosial, tetapi cara ini bekerja untuk saya. 

Setiap orang punya caranya masing-masing, dan saya yakin banyak dari Anda juga punya pengalaman serupa.

Efek Negatif Terlalu Banyak Konsumsi Konten Self-Development

Mengonsumsi terlalu banyak konten self-development juga bisa berdampak negatif. 

Menurut sebuah studi dari Brown dan Ryan pada tahun 2003, terlalu banyak mengonsumsi konten pengembangan diri bisa menyebabkan kecemasan dan stres. Mengapa demikian? 

Karena konten-konten ini sering kali membuat orang terlalu fokus pada kekurangan mereka dan terus-menerus berusaha mencapai versi ideal dari diri mereka.

Tekanan terus-menerus untuk menjadi lebih baik bisa membuat seseorang merasa tidak cukup baik dan khawatir jika mereka tidak mencapai tujuan yang mereka tetapkan. 

Padahal, bisa saja tujuan yang disebutkan dalam buku tersebut tidak sesuai dengan tujuan hidup individu tersebut.

Pentingnya Membedakan Mana yang Cocok untuk Anda

Jika Anda merasa sering terjebak dalam konsumsi konten self-development yang tidak sesuai dengan diri Anda, mungkin inilah saatnya untuk lebih bijak dalam memilah informasi. 

Tidak semua tips yang Anda temukan di buku atau media sosial cocok dengan kondisi dan karakter Anda. Penting untuk menyesuaikan setiap informasi dengan kepribadian dan kebutuhan pribadi Anda.

Sebagai contoh, saya punya teman-teman yang sangat kreatif, tetapi mereka cenderung berantakan, tidak terstruktur, sering terlambat, dan tidak punya rencana. 

Jika mereka mencoba mengikuti saran dari buku atau konten self-development yang menyarankan untuk hidup terstruktur dengan journaling, membuat to-do list, dan sejenisnya, mereka malah merasa tidak nyaman. 

Kreativitas mereka justru menurun, dan kemampuan adaptasi mereka hilang.

Kunci Sukses: Self-Awareness dan Pengembangan Keterampilan

Jika Anda ingin sukses, kuncinya bukan terletak pada self-development semata, tetapi pada self-awareness. 

Setelah Anda memahami diri sendiri, Anda bisa mulai mengembangkan keterampilan dan membangun jaringan. 

Menurut sebuah penelitian meta analitik pada tahun 2016 di Bulletin of Psychology, self-awareness memiliki hubungan langsung dengan kesuksesan finansial seseorang. 

Orang dengan self-awareness yang tinggi cenderung memiliki pencapaian yang lebih baik dan kontrol emosi yang lebih baik daripada mereka yang self-awareness-nya rendah.

Kesimpulan: Rancang Jalan Sukses Anda Sendiri

Setelah Anda benar-benar mengenali diri sendiri, Anda bisa membuat tujuan yang realistis dan merancang langkah-langkah untuk mencapainya. 

Jangan hanya mengikuti saran orang lain secara membabi buta. Ingat, rumus sukses finansial bukanlah sesuatu yang pasti seperti 5+5 = 10. Jalan menuju sukses adalah sebuah pertanyaan terbuka, di mana jawabannya bisa bervariasi.

Mungkin bagi Anda, jawabannya adalah 5+5, tetapi bagi orang lain, bisa jadi 1+9 atau 7+3. Sesuaikan jalan Anda sendiri dan berhentilah membandingkan diri dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun