Isyarat adalah hal yang memicu otak kita untuk melakukan sesuatu. Misalnya, bau makanan di atas meja makan bisa menjadi isyarat untuk kita mencuci tangan sebelum makan.Â
Untuk memastikan isyarat ini efektif, kita harus membuatnya jelas dan mudah dikenali.
Ada berbagai cara untuk melakukannya, tetapi salah satu yang paling efektif adalah dengan mengaitkan perilaku yang kita inginkan dengan waktu dan tempat tertentu.Â
James Clear menyebut ini sebagai implementation intention statement atau pernyataan niat implementasi.Â
Misalnya, daripada hanya berkata, "Aku ingin menabung lebih banyak," kita bisa membuat pernyataan yang lebih spesifik seperti, "Aku akan menabung Rp25.000 setiap pagi sebelum bekerja dengan cara memindahkannya ke rekening tabungan." Pernyataan ini jelas, spesifik, dan mudah diikuti.
Selain itu, kita juga bisa menggunakan teknik yang disebut habit stacking, di mana kita mengaitkan kebiasaan baru dengan kebiasaan yang sudah ada.Â
Misalnya, jika kita sudah memiliki kebiasaan minum kopi setiap pagi, kita bisa menambahkan kebiasaan menabung dengan berkata, "Setelah minum kopi, aku akan menabung Rp25.000."Â
Dengan cara ini, isyarat menjadi bagian dari rutinitas yang sudah ada, sehingga lebih mudah untuk mempertahankannya.
2. Craving (Keinginan)
Keinginan adalah motivasi di balik tindakan kita. Tanpa craving, kita tidak memiliki alasan untuk melakukan banyak hal.Â
Agar tahap ini efektif, kita harus memastikan bahwa imbalan yang akan kita dapatkan setelah memenuhi craving tersebut semenarik mungkin.
Otak kita melepaskan dopamin, yang sering disebut sebagai hormon kebahagiaan, saat kita mengantisipasi suatu imbalan.Â