Salah satu masalah terbesar yang kita hadapi saat ini adalah pola konsumsi media sosial yang kurang bijak.Â
Kita sering kali menggunakan media sosial hanya untuk mencari hiburan, mengisi waktu luang, atau bahkan sekadar melarikan diri dari kenyataan.Â
Akibatnya, kita mengabaikan potensi besar yang dimiliki media sosial sebagai alat untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi bagi masyarakat.
Mari kita renungkan sejenak: berapa banyak waktu yang kita habiskan setiap hari untuk menggulir konten di media sosial?Â
Dan berapa banyak dari konten tersebut yang benar-benar memberikan manfaat bagi diri kita?Â
Jika kita jujur, mungkin sebagian besar dari kita akan mengakui bahwa kita lebih sering menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak produktif---menonton video lucu, membaca gosip selebriti, atau mengikuti tren-tren yang sebenarnya tidak relevan dengan kehidupan kita.
Ini adalah realitas yang perlu kita sadari. Dalam era di mana informasi tersedia di ujung jari kita, kita justru semakin terperangkap dalam 'bubble' yang kita ciptakan sendiri.Â
Kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat, mendengar apa yang ingin kita dengar, dan mengabaikan segala sesuatu yang berada di luar zona nyaman kita.
Dampak Media Sosial Terhadap Kualitas Masyarakat
Dampak dari pola konsumsi media sosial yang tidak sehat ini sangat nyata.Â
Ketika konten-konten yang viral lebih sering berupa hal-hal yang tidak bermutu---seperti prank, drama bucin, atau tantangan-tantangan berbahaya---maka kita sedang membangun masyarakat yang terobsesi pada hal-hal yang dangkal dan tidak mendidik.
Media sosial yang seharusnya bisa menjadi alat untuk meningkatkan literasi dan pengetahuan justru sering kali menjadi sumber kebodohan massal.Â